Senin, 19 Mei 2025

Tontowi/Butet dan Refleksi Keberagaman Indonesia

Minggu, 11 Agu 2013 18:07
<i>Ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad (kiri) dan Liliyana Natsir, mengangkat trofi All England yang mereka raih usai kalahkan pasangan China, Zhang Nan/Zhao Yunlei, Minggu (10/3/2013)</i>
 AFP/BEN STANSALL/KOMPAS

Ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad (kiri) dan Liliyana Natsir, mengangkat trofi All England yang mereka raih usai kalahkan pasangan China, Zhang Nan/Zhao Yunlei, Minggu (10/3/2013)

Selebrasi kemenangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di Kejuaraan Dunia (world Championships) seperti mengingatkan kembali pada masa bulu tangkis masih jadi refleksi keberagaman bangsa Indonesia.

Tontowi yang muslim dan Liliyana yang Katolik mengucapkan syukur atas keberhasilan mereka mengalahkan ganda China, Xu Chen/Ma Jin 21-13, 16-21, 22-20 di final yang berlangsung di Tianhe Indoor Stadium, Guangzhou dengan cara masing-masing. 

Tontowi Ahmad memang dibesarkan dalam lingkungan yang islami di Sampyuh, Banyumas pada 18 Juli 1987. Sementara Liliyana dilahirkan dengan keyikanan Katolik di Manado pada 9 September 1985.

Selebrasi dengan keyakinan masing-masing ini tidak asing bagi para peminat bulu tangkis Indonesia pada masa lalu baik yang menyaksikan langsung di stadion mau pun melalui siaran televisi.
Yang paling sering terlihat  dan diabadikan melakukan selebrasi dan ucapan syukur atas kemenangan ini adalah ganda legendaris Ricky Subagja/Rexy Mainaky.  Setiapkali memenangi pertandingan, Rexy yang merupakan penganut agama Kristen Protestan selalu  bersujud dan mengatupkan tangannya. Sementara sebagai seorang muslimin, Ricky Subagja  mengucapkan syukur dengan  menengadahkan kedua tangannya.

Foto Ricky/Rexy tengah berdoa atas kemenangan mereka pernah menajdi headline media massa dalam dan luar negeri pada dekade 1990-an. Kita ingat setelah berhasil menjadi juara Olimpiade di Atlanta 1996, Rexy langsung bersujud sebelum menghambur untuk memeluk pelatih mereka, Christian hadinata.

Begitu pun ganda putera lainnya, Hendra Setiawan/markis Kido. Semasa berpasangan, juara Olimpiade beijing 2008 ini, juga mengucapkan syukur dengan keyakinan masing-masing  sebelum melakukan selebrasai bersama pelatih atau anggota tim Indonesia lainnya.

Justru keberagaman yang tampaknya  menjadi  kunci keberhasilan bulu tangkis Indonesia selama beberapa dekade. (kmps)
busana muslimah
Berita Terkini
gopay later
Berita Pilihan
adidas biggest sale
promo samsung
flash sale baju bayi
wardah cosmetic
cutbray
iklan idul fitri alfri

Copyright © 2013 - 2025 https://utamanews.com
PT. Oberlin Media Utama

ramadan sale

⬆️