PC GMNI Cabang Asahan bantah Klarifikasi pihak Polres Asahan yang menyatakan almarhum Pandu Barata Syahputra Siregar positif menggunakan Narkoba dan juga membantah klarifikasi kronologis meninggalnya almarhum oleh Polres Asahan.
Untuk itu sebagai bentuk solidaritas Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Asahan kembali melakukan aksi demo di Polres Asahan pada Jum’at (14/03/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.
Terkait adanya dugaan penganiayaan oleh oknum anggota Polres Asahan yang menyebabkan kehilangan nyawa Pandu Barata Syahputra Siregar Siswa Kelas XII salah satu SMA yang ada di Kisaran Asahan.
Dalam Aksi Solidaritas di Polres Asahan, Ketua PC GMNI Asahan Joshua Tamba meminta dan menuntut yaitu mendesak Kepolisian Resort Asahan untuk bertanggung jawab atas kasus ini.
Aksi massa di Polres Asahan
“Kami menolak klarifikasi yang dilakukan Polres Asahan dua hari yang lalu, sebab keterangan tersebut dinilai tidak mendasar, terkesan malah menimbulkan kegaduhan ditengah-tengah masyarakat. Kami mendesak Kapolres Asahan memberikan klarifikasi berdasarkan bukti-bukti dan keterangan saksi.
Kami mendesak Kapolres Asahan menindak tegas oknum polisi yang terlibat dalam kasus ini,” ucapnya.
“Kami mendesak Kapolres Asahan membersihkan nama baik almarhum yang difitnah positif menggunakan Narkoba. Kami mendesak Kapolres Asahan dan Kapolsek Simpang Empat untuk mundur dari Jabatan karena kami anggap gagal dalam menyelesaikan kasus ini,” tambahnya.
Aksi solidaritas yang dilakukan PC GMNI Asahan juga dihadiri teman-teman Pandu Barata Syahputra Siregar dan masyarakat.
Dalam aksi solidaritas di Polres Asahan massa yang tergabung dari GMNI, Teman-teman Pandu Barata Syahputra Siregar serta masyarakat menaburkan bunga di depan pintu masuk Polres Asahan sebagai bentuk keprihatinan penegakan hukum oleh Polres Asahan.
Tanggapan mewakili Kapolres Asahan
Kemudian sekira pukul 16.30 WIB, KBO Sat Reskrim Polres Asahan Iptu Ahmadi, SH menemui massa mewakili Kapolres Asahan dan menyampaikan bahwa terkait kasus tersebut sudah di bentuk tim khusus dalam menangani permasalahan ini.
Tim tersebut terdiri dari unsur Satuan Reskrim Polres Asahan dan Propam Polda Sumut dan Unsur dari Satuan Reskrim Polres Asahan akan mengungkap penyebab kematian Pandu Brata Syahputra Siregar.
Saat ini sedang dilakukannya pemeriksaan kepada teman teman korban, daerah TKP, sekitaran Universitas Asahan dan Polsek Simpang Empat dan saya mewakili Kapolres Asahan, meminta rekan-rekan untuk bersabar, jelas Ahmadi.
Kami akan menegakkan keadilan dan sekarang sedang menunggu hasil penyelidikan, Polres Asahan sudah berupaya untuk segera nelakukan ekshumasi terhadap Pandu Brata Syahputra Siregar untuk dilakukan autopsi, dan sekarang menunggu keputusan dan izin dari keluarga korban, tambahnya.
Apabila kedepannya keluarga tidak berkenan, direncanakan Polres Asahan akan melakukan ekshumasi sendiri terhadap Pandu Brata Syahputra Siregar dengan tindakan hukum untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Kami tegak lurus menegakkan hukum, dalam hal ini, Polsek Simpang Empat tempat terjadinya perkara tidak kami libatkan dalam kasus ini dan kami memohon berikan masukan kepada kami, berita berita terbaru tentang kasus ini, ujar Ahmadi mengakhiri.
"Salah seorang teman Pandu Barata Siregar yang ikut aksi di Polres Asahan tersebut yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa Pandu anaknya baik, dia adalah seorang atlet lari dan sangat peduli sama teman-temannya, tidak merokok dan tidak mungkin Pandu memakai Narkoba, karena pandu itu bercita-cita ingin menjadi TNI, jadi itu adalah fitnah".
"Lagipula dalam kasus ini terlihat janggal karena Polres Asahan duluan membantah keterlibatan anggotanya dan memfitnah teman kami sebagai pengguna Narkoba melalui klarifikasi yang disampaikan secara resmi oleh bagian Humas Polres Asahan, sementara Tim dari unsur Satuan Reskrim Polres Asahan dan Propam Polda Sumut dan Unsur dari Satuan Reskrim Polres Asahan baru dibentuk. Ada apa ini semua? Kan pastinya harus menunggu hasilnya baru disampaikan pernyataan resmi, jangan dianggap bodoh masyarakat ini dengan upaya membentuk opini".
Berdasarkan informasi yang dihimpun awak media dilapangan, meninggalnya Pandu Barata Syahputra Siregar yang diduga dianiaya oleh oknum Polisi Polres Asahan saat Pandu sedang menonton Balapan di dekat PT. Sintong.