Sabtu, 20 Apr 2024 04:23
flash sale baju pria
Bonnet Sleeping Double Sensyne Extendable Wireless Compatible Android Children Camcorder Silicone JBL Tune 510BT Ear Headphones

AS Akui Bom-H Hilang di Lepas Pantai Okinawa pada 1965

Oleh: John M. Broder (Staf Penulis Times)

Minggu, 18 Agu 2013 19:09

whoi.edu
Hidrogen Bomb
Senin lalu pejabat AS mengakui bahwa sebuah pesawat perang AL yang mengangkut bom hidrogen berguling-guling dari geladak kapal induk pada 1965 dan tenggelam ke samudera, 70 mil dari Okinawa.

Pesawat, pilot, dan senjata—hilang pada jarak 16.000 kaki di lepas pantai pulau Jepang—belum ditemukan.

Insiden ini, paling serius yang melibatkan senjata nuklir dalam sejarah AL, memberi bukti bahwa pesawat perang AS yang beroperasi di lepas pantai Vietnam bermuatan bom nuklir dan bahwa kapal perang AS mengangkut senjata atom ke pelabuhan-pelabuhan Jepang dengan melanggar kebijakan Jepang, menurut dua periset yang membongkar informasi ini.

Laporan ini menimbulkan kemarahan di Jepang, satu-satunya negara yang pernah diserang dengan senjata nuklir, di mana kisahnya ditampilkan secara mencolok di hampir setiap suratkabar dan siaran berita televisi.

Undang-undang Jepang melarang kapal pengangkut senjara nuklir berlayar di teritori perairannya atau singgah di pelabuhannya. Namun sudah menjadi rahasia umum bahwa kapal perang AS rutin masuk dok di Jepang dengan senjata nuklir di dalamnya. Pejabat Jepang tak pernah menentang AL, sedangkan AS tak pernah mengkonfirmasi atau menyangkal keberadaan senjata nuklir di dalam kapal atau pesawatnya.

“Selama 24 tahun, AL AS menutupi kecelakaan paling sensitif secara politik yang pernah terjadi,” kata William Arkin dari Liberal Institute for Policy Studies dalam konferensi pers di Washington, Senin.

“AL terus merahasiakan detil-detil kecelakaan bukan hanya karena itu memperlihatkan sikap acuh tak acuh mereka terhadap ketentuan pakta pemerintahan asing tapi karena pertanyaan yang ditimbulkannya menyangkut senjata nuklir di dalam kapal-kapal di Vietnam,” kata Arkin.

Juru bicara AL berkata bahwa pesawat dan bom itu berada di perairan yang terlalu dalam untuk diperoleh kembali dan bahwa senjata itu tidak menimbulkan ancaman ledakan atau lepasan radioaktif. “Dampak lingkungan diperkirakan nol,” kata Letnan Komandan James Kudla, juru bicara AL.

Dia menolak membahas tuduhan Arkin lainnya.

Insiden itu dilaporkan dalam sebuah buku mendatang bertema kecelakaan nuklir di laut karangan Arkin dan Joshua Handler dari kelompok lingkungan Greenpeace, yang melakukan kampanye untuk membebaskan lautan dunia dari senjata nuklir.

Buku ini mendokumentasikan lebih dari 1200 kecelakaan yang melibatkan senjata nuklir atau kapal bertenaga nuklir, kata para penulisnya. Total 11 reaktor nuklir dan 48 senjata nuklir—mayoritas milik Soviet—hilang di laut dan menimbulkan bahaya lingkungan yang signifikan, kata mereka.

Pada 5 Desember 1965, sewaktu kapal induk Ticonderoga sedang berlayar setelah bertugas di lepas pantai Vietnam menuju sebuah persinggahan di Yokosuka, Jepang, sebuah jet tempur A-4E Skyhawk bersenjatakan bom hidrogen berguling-guling dari peron elevator dan jatuh ke laut.

Menurut catatan yang disimpan oleh para perwira di Ticonderoga, sekoci penyelamat dari kapal induk dan dua kapal pengiring mencari-cari pilot yang hilang selama sekitar dua jam sebelum menghentikan upayanya.

Kapal induk itu berada 70 mil dari pulau terdekat dan sekitar 200 mil di timur Okinawa, menurut riwayat kapal. Arkin melansir salinan-salinan riwayat yang diperoleh dari National Archives.

Pernyataan Singkat pada 1981

AL mengeluarkan pernyataan singkat pada 1981 yang mengakui bahwa jet itu mengangkut sebuah bom nuklir dan menyatakan insiden terjadi di Samudera Pasifik “lebih dari 500 mil dari daratan”. Tak ada detil lanjutan yang dilansir, dan AL Senin lalu tidak menyodorkan rincian.

Arkin menuduh bahwa pernyataan tahun 1981 itu sengaja menyesatkan. Kapalnya tak disebutkan, juga tak dicatat bahwa meski kecelakaan terjadi di 500 mil dari China daratan, jaraknya kurang dari 100 mil dari kepulauan Okinawa yang dihuni penduduk, yang kala itu merupakan teritori dudukan AS. Kendali kepulauan itu dikembalikan pada Jepang tahun 1972.

Senin, di prefektur Okinawa, serangkaian pulau yang membentang 570 mil di selatan pulau utama Jepang, warga mengungkapkan kemarahannya atas laporan itu, kata reporter Okinawa Times pada Associated Press.

“Keguncangan terjadi di Okinawa. Ini rupanya menggambarkan betapa Okinawa digunakan bebas oleh militer Amerika di masa itu,” katanya.

Pernyataan AL juga tidak mencatat bahwa kapal berangkat menuju Jepang setelah tugas tempur di lepas pantai Vietnam. Arkin dan Handler mengatakan, mereka menemukan jadwal pengerahan kapal dan riwayat tulisan tangan kecelakaan itu di National Archives, yang menyimpan catatan berlayar kapal-kapal AL.

Kedua periset mengatakan bom itu merupakan senjata termonuklir B-43 satu megaton dengan angka hasil 70 kali lebih besar daripada bom yang dijatuhkan di Hiroshima sewaktu Perang Dunia II. B-43 adalah bom jatuh bebas sepanjang 12 kaki yang masuk gudang senjata pada 1959 dan secara bertahap dihapuskan, kata mereka. Bom ini diangkut dalam berbagai pesawat tempur AU, AL, dan Korps Marinir.

Para pejabat mengatakan, walaupun beberapa komandan militer menganjurkan penggunaan senjata nuklir terhadap Vietnam Utara selama Perang Vietnam, usulan ini tak pernah dipertimbangkan dengan serius. Tapi pesawat AS, termasuk yang bermarkas di kapal induk, selama bertahun-tahun mengangkut senjata nuklir 24 jam sehari dalam siaga udara. Praktek ini ditinggalkan atas alasan biaya dan keamanan. (Jookut dkk)
T#g:bom
iklanplt
makeup remover
Berita Terkait

tiktok rss yt ig fb twitter

Tentang Kami    Pedoman Media Siber    Disclaimer    Iklan    Karir    Kontak

Copyright © 2013 - 2024 utamanews.com
PT. Oberlin Media Utama

⬆️