Prof Dr dr Ridha Dharmajaya SpBS (K), Kepala KSM Bedah Saraf RSUP HAM, menyebutkan bahwa hampir 100 persen penderita aneurisma otak yang ditanganinya memiliki riwayat tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol. Untuk mencegah stroke, penting untuk secara rutin mengontrol tekanan darah dan minum obat bagi penderita hipertensi.

Aneurisma otak sendiri merupakan pelebaran pembuluh darah otak akibat melemahnya dindingnya. Selain faktor kesehatan lainnya seperti diabetes, kolesterol tinggi, obesitas, dan gaya hidup tidak sehat termasuk merokok, kasus pecah aneurisma otak yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dalam waktu lama juga dapat menyebabkan stroke.

Dokter spesialis bedah saraf RSUP HAM, dr M Ihsan Z Tala SpBS (K), menjelaskan bahwa aneurisma mirip pipa air yang melenting. Dinding pembuluh darah yang lemah dan mendapat tekanan tinggi bertahun-tahun dapat membentuk aneurisma. Jika aneurisma pecah, gejala seperti nyeri kepala hebat dan kehilangan kesadaran dapat terjadi.

Seorang pasien menceritakan pengalamannya saat mengalami pecah aneurisma otak, dengan gejala sakit kepala parah, keringat dingin, muntah, dan pingsan. Setelah menjalani operasi berat di RSUP HAM, pasien kini pulih tanpa cacat. Dokter melakukan operasi clipping untuk menangani kasus ini. Pasien menekankan pentingnya menjaga tekanan darah, pola makan, dan istirahat untuk mencegah kambuhnya masalah ini.