Pdt. Gilbert Lumoindong kembali membuat kontroversi dan menjadi sorotan publik usai ceramahnya viral di media sosial (medsos) yang membandingkan praktik Zakat dalam Islam dengan ajaran Kristen.
Ceramah tersebut dinilai telah merendahkan dan melecehkan umat Islam karena sangat tidak beretika dan dapat menimbulkan kekisruhan antar umat beragama karena dianggap telah melanggar prinsip dasar keberagaman yang menyerukan harmoni dan toleransi antar umat.
Tidak hanya itu, isi ceramah Pendeta yang pernah menjadi pembawa acara rohani pada tahun 1990-an itu juga diwarnai dengan kontroversi dan bagi sebagian orang, hal tersebut telah melanggar Pasal 156a KUHP dan Undang Undang PNPS no 1 tahun 1965 tentang penodaan agama.
Beragam hujatan pun ditujukan kepada Pdt. Gilbert Lumoindong dari masyarakat, baik dari umat Islam maupun dari umat Kristiani.
Salah seorang yang ikut mengecam isi ceramah Pdt. Gilbert Lumoindong adalah Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Kota Binjai, Sanni Abdul Fattah. Ia menegaskan, sebagai seorang Pendeta, Gilbert tidak pantas untuk berbicara seperti itu dihadapan para jemaat.
"Pendeta Gilbert ini telah jelas jelas menghina, menista, serta mengolok olok ajaran syari'at Islam. Yang disampaikan olehnya itu jelas jelas sudah menyakiti hati kami sebagai umat Islam," tegas Sanni Abdul Fattah, saat dikonfirnasi awak media, Rabu (17/4).
Sebagai salah seorang tokoh agama Sumatera Utara, Sanni juga mengecam perilaku Pdt. Gilbert yang dianggap tidak bermoral dan tidak menjaga kerukunan antar umat beragama.
"Jelas saja umat Islam marah atas segala hinaan yang dilontarkannya terhadap syari'at ajaran agama islam yang mulia ini. Untuk itu kami mengecam atas apa yang sudah diucapkannya dengan gayanya yang angkuh itu ketika mengolok olok ajaran islam di depan para jamaatnya," ungkap Sanni.
Video yang viral dengan durasi sekitar 3 menit 44 detik tersebut diakui Sanni, juga sudah banyak tersebar di media sosial dan juga melalui portal media sehingga sangat wajar bila umat Islam menjadi marah.
"Apakah si Gilbert ini tidak mengambil pelajaran dengan kasus kasus para pelaku penghina maupun penista agama Islam selama ini. Gimana akhir dari penghinaan si Ahok, gimana dengan penghinaan yang dilakukan oleh si Ferdinand Hutahahean, akhir dari si Lina Mukherjee dan yang lainnya," urainya.
Sanni menduga, ceramah yang disampaikan oleh Pdt. Gilbert Lumoindong tersebut sengaja memancing kemarahan umat Islam.
"Ini tidak bisa dibiarkan dan kami menghimbau kepada para tokoh umat islam untuk melaporkan kasus ini ke aparat penegak hukum agar bisa di proses sesuai hukum yang berlaku sebelum menimbulkan gejolak kekisruhan dan tidak kondusifnya kehidupan beragama di Indonesia ini," demikian ucap Sanni Abdul Fattah.
Diketahui, dalam video yang viral tersebut, Pdt. Gilbert Lumoindong membandingkan praktik Zakat dalam Islam dengan ajaran agama Kristen.
Pendeta Gilbert juga menghubungkan praktik Zakat yang berbeda tersebut dengan kewajiban ibadah umatnya. Menurutnya, zakat yang lebih besar dalam agama Kristen membuat umatnya tidak perlu repot bergerak dalam ibadah. Sementara umat Islam harus melakukan Sholat karena hanya diwajibkan membayar zakat sebesar 2,5 persen.
"Saya Islam diajari bersih sebelum sembahyang, cuci semuanya. Saya bilang, lu (zakat) 2,5 (persen) gua 10 persen, bukan berarti gua jorok, (kami) disucikan oleh darah Yesus. Kita kan bayar 10 persen, makanya kita kebaktian tenang aja, paling berdiri, tepuk (tangan), ya santai. Tapi kalau 2,5 setengah mati. Yang paling berat terakhirnya mesti lipat kaki, nggak semua orang bisa. Tapi yaudahlah, 2,5 (persen zakatnya)," ujar Pendeta Gilbert sembari mempraktikkan gerakan Sholat.
Ceramah tersebut akhirnya memicu reaksi keras dari netizen yang menilai perbandingan tersebut tidak sensitif dan tidak memperhitungkan perbedaan antar agama.