Ganti rugi lahan milik warga yang terkena proyek pembangunan Jalan Tol Binjai-Langsa, tepatnya di Dusun III, Desa Bukit Mengkirai, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, hingga kini masih menuai polemik.
Terbaru, warga yang disebut sebut belum menerima ganti rugi lahan tersebut, nyaris baku hantam dengan petugas dari PT HKI.
Menyikapi hal tersebut, Pimpinan Proyek Jalan Tol Binjai-Langsa PT Hutama Karya (HK), Hestu Budi, angkat bicara terkait kejadian tersebut.
"Ada masalah data administrasi tanah untuk pembayaran sehingga BPN belum bisa keluarkan untuk pembayarannya," ujar Hestu, Kamis (10/10).
"ini masalah administrasi pembayaran tanah. Jadi BPN memang harus ketat, karena agar jangan sampai salah bayar," sambungnya.
Tak hanya persoalan ganti rugi lahan, warga yang masih memiliki kebun sawit disekitar proyek pembangunan Jalan Tol Binjai-Langsa, juga marah dengan kondisi drainase yang buruk sehingga lahan sawit mereka kerap terendam air.
"Drainase akan segera diperbaiki oleh kontraktor," ungkap Hestu.
Sementara itu, Humas PT HKI Jalan Tol Binjai-Langsa, Alvin Sinaga, menyayangkan sikap dan tindakan masyarakat yang melakukan pengerusakan Pos istirahat milik PT HKI.
"Tindakan arogan ini tidak semestinya dilakukan, karena masih bisa di bicarakan dengan secara musyawarah," ujarnya.
Pun begitu, Alvin juga menegaskan bahwa PT HKI bukanlah yang menyerobot. Sebab pihaknya hanya merupakan kontraktor yang menerima perintah dari pemilik proyek untuk mengerjakan lahan tersebut.
"Dari informasi yang di dapat PT HKI, lahan tersebut sudah dibebaskan melalui mekanisme konsinyasi dan sudah berkekuatan hukum tetap dari Pengadilan Negeri Stabat," beber Alvin diakhir ucapannya.
Diketahui, proses ganti rugi lahan pembangunan Jalan Tol Binjai-Langsa tepatnya di Dusun III, Desa Bukit Mengkirai, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, masih menjadi persoalan.
Sebab, warga sekitar yang lahannya terkena pembangunan ruas jalan tol tersebut, mengaku belum menerima ganti rugi.
Alhasil, warga pun .menjadi emosi dan sempat ricuh sehingga nyaris terjadi baku hantam dengan petugas/pekerja proyek. Bahkan, tenda milik PT HKI yang terpasang disekitar proyek tol, juga nyaris roboh.
Tak hanya itu, warga juga memblokade jalan akses pengerjaan jalan tol dengan bambu. Hal ini dilakukan oleh warga karena proses ganti rugi lahan belum diselesaikan.
Hal tersebut diakui warga semakin diperparah dengan terendamnya lahan sawit milik mereka disebabkan buruknya atau tertutupnya drainase akibat pembangunan Jalan Tol Binjai-Langsa.
Apalagi menurut warga sekitar, mereka menggantungkan hidupnya dengan bertani sawit. Namun karena terendam air, penghasilan mereka pun menurun drastis, hingga mengalami kerugian.