Ketua Pengurus Daerah (PD) Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Sumatera Utara (Sumut) Nawal Lubis terus mendorong minat baca masyarakat. Antara lain dengan mewajibkan setiap desa memiliki paling tidak satu perpustakaan.
Ini sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dan mandiri. Langkah tersebut dipermudah lagi karena saat ini setiap desa memiliki dana desa, yang bisa dikelola untuk membuat perpustakaan.
”Itu wajib walau kecil, tetapi harus ada dan sekarang desa-desa sudah punya dana desa, sisihkan untuk membuat perpustakaan agar minat baca masyarakat kita bisa meningkat,” kata Nawal Lubis, usai siaran langsung Ruang Publik di Studio 2 TVRI, Jalan Putri Hijau, Medan, Kamis (15/9).
Berdasarkan data Puslitjakdikbud 2019, Indeks Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca) Provinsi Sumut berada di angka 35,73% atau masuk dalam kategori rendah. Tertinggal jauh dari DKI Jakarta yang sudah 58,16% bahkan Sulawesi Utara yang sudah mencapai 40,20%.
Ini mendorong Ketua GPMB yang sekaligus Ketua TP PKK Sumut intens dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Berbagai kegiatan dilakukan seperti membangun pojok baca, membuat gerobak baca, berbagi buku dan kampanye peningkatan minat baca.
”Kita terus dorong ini, saya sudah melantik beberapa Ketua GPMB di Kabupaten/Kota agar gerakan ini terus menggema, kita juga memperbanyak pojok baca, gerobak baca dan membagi-bagikan buku ke berbagai daerah untuk meningkatkan indeks literasi kita,” kata Nawal Lubis, didampingi Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut Ilyas Sitorus.
Nawal ingin, membaca menjadi gaya hidup masyarakat, karena membaca akan meningkatkan wawasan dan pengetahuan. ”Membaca itu keren, lihat aja orang-orang banyak memposting kopi dan buku, karena itu memang keren, cool. Tapi jangan cuma posting, ya dibaca bukunya,” kata Nawal.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumut Dwi Endah Purwanti menyampaikan, masalah utamanya saat ini adalah akses bahan bacaan. Menurutnya minat baca masyarakat Sumut tinggi terbukti saat peringatan Hari Literasi Nasional 2022 yang diikuti lebih dari 40.000 orang.
”Saya tidak menyangka diikuti sebanyak itu, ada dari mahasiswa, siswa SMP/SMA, ibu-ibu bahkan dari Lapas. Ini bukti minat baca kita tidak rendah, tetapi masalah akses, terlihat juga saat kita ke daerah, gerobak baca kita di kejar, dikerubungi masyarakat terutama anak-anak,” kata Dwi.
Dwi mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan GPMB akan meningkatkan kemudahan akses masyarakat terhadap buku untuk meningkatkan minat baca. Selain itu, mereka juga akan memperkuat kerja sama dengan pegiat literasi yang ada di Sumut.
”Pergerakan mereka itu (pegiat literasi) luar biasa, mereka sangat sungguh-sungguh dan banyak sekali di Sumut, kita akan perkuat kerja sama dengan mereka untuk meningkatkan literasi kita, berdiskusi ke mana arah literasi kita nantinya,” kata Dwi.