Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi seusai menghadiri rapat dengan Jokowi di Istana.
Dikutip dari setkab.go.id, Selasa (1/11), Retno mengatakan akan menyesuaikan semua permintaan tersebut dengan agenda Jokowi pada KTT nanti.
“Sudah banyak banget [permintaan bilateral] dan kita sedang mencoba untuk memasukkan di sela-sela pertemuan-pertemuan itu. Jadi Bapak Presiden kan harus memimpin, sehingga kesempatan untuk melakukan pertemuan bilateral juga hanya bisa dilakukan di 'in between' pertemuan itu,” ucap Retno.
Retno menuturkan, banyaknya permintaan pertemuan bilateral dengan Jokowi bentuk antusias negara-negara G20. Retno menyebut ada harapan besar terhadap Indonesia sebagai Presidensi G20.
“Banyaknya pertemuan ini kita sikapi dengan sangat baik karena ini menunjukkan antusiasme dan harapan terhadap G20 ternyata masih sangat tinggi. Jadi keinginan negara untuk melakukan engagement satu sama lain juga masih sangat tinggi dan itu, sekali lagi, kita patut syukuri,” jelas Retno.
Retno menambahkan, Indonesia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengakomodir permintaan bilateral tersebut. Menurut Retno, kalau masih ada agenda dengan Jokowi yang perlu dilaksanakan akan coba diakomodir semuanya.
“Misalnya di pertemuan ASEAN kalau mereka hadir di ASEAN beberapa, oke kita bilateralnya mungkin di ASEAN. Demikian juga kalau di APEC, kita ketemunya di APEC. Tapi prinsipnya Presiden sangat menghargai dan ingin sekali melakukan pertemuan sesuai dengan permintaan para leader negara lain,” pungkasnya.
Sebelum menghadiri KTT G20 di Bali, Presiden Jokowi diagendakan untuk mengikuti rangkaian KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja. Sedangkan setelah KTT G20, Presiden akan menghadiri KTT APEC di Bangkok, Thailand.