Kegiatan edukasi kesehatan reproduksi remaja dilaksanakan sebagai bagian dari praktik kerja lapangan
Kesehatan reproduksi sering kali menjadi topik yang dianggap tabu di kalangan remaja. Padahal, fase pubertas adalah masa di mana informasi yang tepat justru sangat dibutuhkan. Berangkat dari hal tersebut, kegiatan edukasi kesehatan reproduksi remaja dilaksanakan sebagai bagian dari praktik kerja lapangan di bawah bimbingan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk sesi interaktif berdurasi dua jam, diikuti oleh enam orang peserta dengan rentang usia 16–22 tahun. Melalui pendekatan yang santai dan partisipatif, peserta diajak untuk mengenali perubahan tubuh saat pubertas, memahami hak-hak reproduksi, serta belajar mengatakan “tidak” dalam situasi yang tidak nyaman—misalnya saat mendapat tekanan dari teman sebaya atau pacar.
Metode yang digunakan pun beragam: mulai dari diskusi kelompok, studi kasus, roleplay, hingga ice breaking seputar mitos dan fakta tentang reproduksi. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan pemahaman peserta. Bahkan, banyak dari mereka yang mengaku baru tahu bahwa remaja punya hak atas tubuhnya sendiri dan tidak perlu merasa bersalah saat menolak ajakan yang tidak sehat.
Pesan utama dari kegiatan ini sederhana namun kuat: “Tubuhmu adalah hakmu. Kamu berhak menjaga dan memutuskan apa yang terbaik untuk dirimu sendiri.”
Dengan pendekatan edukatif yang ramah remaja dan ruang belajar yang aman, kegiatan seperti ini diharapkan bisa terus dilanjutkan dan diperluas ke komunitas lain. Karena setiap remaja berhak tumbuh dengan informasi yang benar, rasa percaya diri, dan dukungan dari lingkungan sekitar.