Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) diketahui, merupakan kampung halaman paslon Khairul Kiyedi Pasaribu-Darwin Sitompul (KEDAN).
Pasalnya, warga Desa Kebun Pisang, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapteng, Sumatra Utara, menegaskan tidak ingin dipimpin Bupati dan Wakil Bupati "Boneka”.
Penegasan itu disampaikan Narto, tokoh masyarakat setempat kepada paslon Masinton-Mahmud (MAMA) di acara silaturahmi, Kamis petang (31/10/2024).
Hadir di acara itu, Ketua DPP PDI-Perjuangan Bidang Kesehatan, Ribka Tjiptaning, dan Plt Ketua DPC PDI-Perjuangan Tapteng, Sarma Hutajulu dan Tim Pemenangan Masinton-Mahmud (MAMA).
“Kami tidak ingin dipimpin bupati dan wakil bupati “boneka”. Maka itu, kami akan memilih perubahan bersama Pak Masinton dan Pak Mahmud (MAMA), untuk mewujudkan Tapteng yang lebih baik, maju dan sejahtera,” katanya.
Calon Bupati Tapteng, Masinton Pasaribu mengapresiasi semangat warga yang menginginkan perubahan. Selama blusukan keluar masuk desa, MAMA menangkap suasana kebatinan rakyat Tapteng, bahwa semangat ingin berubah sangat luar biasa, dengan harapan adanya kemajuan yang lebih baik.
“Kita sudah melihat, apa yang disampaikan masyarakat selama ini, semua kemudian menjadi fakta. Maka itu, jangan pernah lagi takut terhadap ancaman, mau pun intimidasi dan penindasaan yang dilakukan kelompok anti perubahan,” ujar Masinton Pasaribu.
Masinton Pasaribu mengingatkan, waktu pencoblosan tak sampai sebulan lagi. Diharapkan, seluruh masyarakat untuk terus bergerak dan berjuang bersama untuk memenangkan perubahan bersama MAMA.
“Ajak anggota keluarga kita, tetangga, saudara dan keluarga besar kita semua untuk mencoblos MAMA pada 27 November 2024 nanti. Kita akan memulai sejarah perubahan. Tapteng baru yang adil untuk semua,” tegas Masinton.
Masinton mengatakan, kalau ada yang ragu silakan pergi, karena dia (orang yang ragu) akan jadi benalu dalam perjuangan. Dia akan menebarkan keraguan terhadap masyarakat yang lain.
“Apa kita semua sudah yakin dengan perubahan?,” tanya Masinton lalu dijawab “Yakin” oleh warga yang hadir sambil mengepalkan tangan ke atas.
Hanya dengan perubahan, kualitas hidup masyarakat Tapteng bisa meningkat. Itulah yang disebut Tapteng naik kelas. Hanya dengan perubahan, Tapteng terbebas dari kungkungan “Katak dalam Tempurung”.
“Tetapi, perubahan itu tidak datang begitu saja dari langit, perubahan itu harus diperjuangkan. Betul ya bapak-ibu!,” jelas Masinton Pasaribu.
Masinton Pasaribu kemudian menyoroti banyaknya kebutuhan dasar rakyat Tapteng yang belum terpenuhi. Banyak jalanan rusak parah, irigasi yang buruk hingga ketiadaan jaringan air bersih.
“Kami sudah memotret kondisi Tapteng. Secara umum, persoalan kebutuhan dasar masyarakat yang belum terselesaikan atau terpenuhi,” kata Masinton Pasaribu.
Jika masyarakat memberi kepercayaan dan Tuhan Yang Maha Kuasa merestui, MAMA akan menghadirkan pemerintahan yang melayani semua masyarakat.
“MAMA hadir dengan komitmen tinggi membawa perubahan dan menciptakan pemerintahan Tapteng baru yang adil untuk semua,” ungkap Masinton Pasaribu.
MAMA akan adil untuk masyarakat petani, adil untuk ibu-ibu pedagang UMKM, adil untuk anak-anak muda, adil untuk nelayan, dan adil untuk semua lapisan masyarakat.
“Akses jalan yang belum diaspal, kita upayakan agar bisa diaspal. Kalau jalannya belum tembus, ke depan kita upayakan agar itu tembus,” sebut Masinton.
Untuk jaringan air bersih, akan disiapkan infrastruktur pipa distribusi agar rumah-rumah warga bisa mendapatkan air bersih.
“Untuk petani, nanti kita siapkan tenaga penyuluh pertanian di setiap desa, tugasnya mendampingi dan melatih kelompok tani agar hasilnya meningkat,” terangnya.
MAMA juga akan menghadirkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Dapil 3 untuk mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat.
“Kalau ada warga yang sakit, tidak harus dibawa berobat ke RSUD Pandan. Kemudian, di setiap kecamatan akan ada Puskesmas dengan fasilitas rawat inap,” sebutnya.
MAMA juga akan menumbuhkan UMKM, atau usaha kecil dan industri rumah tangga, ibu-ibu yang suaminya melaut bisa dilatih keterampilannya untuk bisa menambah usaha keluarganya.
Begitu pun dengan anak-anak mudanya. Sebagai generasi penerus bangsa harus tumbuh dengan kreativitas, tumbuh dengan keceriaan, tumbuh dengan semangat mudanya.
“Akan kita fasilitasi, kalau senang seni, disiapkan sanggar-sanggar, sehingga anak-anak muda bisa mengekspresikan bakatnya. Kalau senang olahraga sepak bola, kita siapkan fasilitas sepak bola mini tapi berstandar internasional,” ujarnya.
Semua itu dapat diwujudkan kalau pemerintahnya tidak korupsi, sehingga anggaran daerah bisa digunakan untuk membangun fasilitas buat masyarakat. Tapi kalau pemimpinnya korupsi, maka itu mustahil diwujudkan.
“Kalau pemimpin yang berpikir tentang masyarakatnya. Meski anggarannya kurang, dia akan upayakan bagaimana cara yang terbaik,” katanya.
Politikus PDI-Perjuangan yang juga anggota DPR RI dua periode itu memastikan, APBD tidak akan mencukupi untuk membangun Tapteng.
Maka itu, dengan bekal pengalaman sebagai anggota DPR RI, ia akan berkolaborasi dengan pemerintah pusat dan provinsi melakukan lobi-lobi anggaran untuk membangun Tapteng.
“Kita punya banyak kawan di pemerintah pusat. Kita juga punya relasi di kementerian dan lembaga. Nanti bisa kita lobi anggarannya untuk membangun Tapteng,” ungkap Masinton.