Guna menindaklanjuti keluhan warga terkait abrasi yang terjadi dibantaran Sungai Bingai, tepatnya di Lingkungan ll Kelurahan Limau Mungkur, Kecamatan Binjai Barat, Camat Binjai Barat Oscar Arifandi Ginting, sudah dua kali menyurati Dinas PUPR Binjai untuk selanjutnya agar diteruskan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara.
Tidak hanya itu, pihaknya juga sudah beberapa kali mendatangi UPT Pengairan Provsu yang ada di Kota Binjai.
Hal itu diungkapkan Oscar saat dikonfirnasi awak media terkait adanya tiga dinding rumah masyarakat mengalami keretakan akibat proyek Lining yang dikerjakan Dinas PUTR Sumut pada Oktober 2023 lalu.
"Kita tentunya prihatin dengan kondisi yang dialami warga. Untuk itu, kami juga sudah menyurati Dinas PUPR Binjai untuk diteruskan ke Provsu serta mendatangi UPT Pengairan Provsu yang ada di Kota Binjai," ucap Oscar Arifandi Ginting saat dikonfirnasi awak media, Selasa (14/5) siang.
Sebagai Camat Binjai Barat, Oscar juga mengaku sudah meninjau langsung proyek Lining yang dikeluhkan oleh masyarakat, khususnya warga Lingkungan ll Kelurahan Limau Mungkur.
"Pagi tadi pun saya sudah perintahkan Kepling, Lurah dan staff saya, untuk kembali melihat kondisi yang ada," urainya.
"Tadi pagi juga ada yang datang dari PUPR Binjai untuk meninjau langsung kondisi yang ada," sambung Oscar.
Untuk itu, dirinya pun berharap kepada Dinas PUTR Sumut, agar segera menyelesaikan proyek yang ada. "Sebab kami lihat walau sudah di Lining, tapi hingga saat sekarang ini belum ada penimbunan sehingga kemungkinan untuk abrasi lagi bisa saja terjadi. Apalagi saat ini sudah mulai musim penghujan," bebernya.
Pun begitu, dirinya meminta kepada masyarakat sekitar untuk bersabar sembari menunggu pengerjaannya dari Dinas PUTR Binjai. "Kami sudah melihat Langsung dan kondisinya memang sangat memprihatinkan," tuturnya.
Diketahui, proyek Lining yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Sumatera Utara dinilai masyarakat tidak becus dan terkesan asal jadi.
Apalagi diakui warga sekitar, dampak dari proyek Lining di daerah Aliran Sungai Bingai yang membelah Kota Binjai ini mengakibatkan tiga dinding rumah masyarakat menjadi retak.
Tidak hanya itu, dapur rumah milik salah seorang warga yang berada di Lingkungan II Kelurahan Limau Mungkur, Kecamatan Binjai Barat pun menjadi amblas saat proyek dikerjakan pada sekitar Oktober 2023 lalu.
"Sebelumnya tidak terjadi apa-apa, tapi ketika digali pondasi, sore harinya langsung abrasi. Penggalian ini karena ada proyek dari Pemprov Sumut untuk (pembangunan) lining tepi sungai," ujar Budi Darmawan, salah seorang pemilik rumah yang mengalami retak dindingnya, Kamis (9/5).
Pantauan awak media dilokasi, walau kondisi benteng Lining tampak sudah berdiri, namun di balik benteng tidak ada dilakukan penimbunan. Menurut kabar yang beredar, anggaran untuk penimbunan itu belum ada.
Hal ini tentunya membuat masyarakat menjadi resah. Bahkan, warga sekitar juga bertanya-tanya apakah proyek tersebut masih berlanjut dikerjakan atau sudah tuntas.
"Kita sampai sekarang tidak tau tindaklanjutnya seperti apa, apakah proyek ini sudah selesai atau tidak, kita juga tidak tau," sambung Budi.
Oleh sebab itu, Budi bersama masyarakat lain di Lingkungan II Kelurahan Limau Mungkur serta yang terdampak dinding rumahnya retak mengadu kepada Kepala Lingkungan setempat, perangkat Kelurahan hingga Kecamatan.
"Kami juga sudah surati Pemprov Sumut melalui Kecamatan yang dibubuhkan tanda tangan masyarakat dan kepling," ujarnya.
Pun begitu warga masih menyesalkan karena belum ada hasil yang memuaskan. "Hasilnya tidak ada sama sekali. Kita selaku warga pun tidak dikunjungi, malah kita yang datang kesana," urainya.
Menurut Budi Darmawan serta warga sekitar, masyarakat yang bermukim disekitar pinggiran Sungai tersebut atau yang berada di Lingkungan II, Kelurahan Limau Mungkur, sudah tiga kali mendatangi Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas PUPR Sumut yang berlokasi di depan Lapangan Merdeka Binjai.
"Kami diajak berdialog terkait proyek lining yang meresahkan ini. Dalam pembicaraan itu, kami sebagai masyarakat dijanjikan bakal mendapat ganti rugi," urainya.
Dalam pertemuan itu, sebut Budi, pertanyaan pun muncul dari masyarakat terkait siapa yang bertanggung jawab akan hal tersebut.
"Dijawab (Dinas) PU, katanya orang kontraktor. Kami tanya ke kontraktor (PT SMJ), katanya orang dinas. Bahkan pada waktu pertemuan itu, pihak kontraktor tidak hadir. Tapi memang dulu ada menemui kami diawal-awal saat mau mengerjakan proyek," bebernya.
Diketahui, guyuran hujan dengan intensitas sedang maupun tinggi yang terjadi belakangan ini menambah rasa was-was masyarakat sekitar akan terjadi longsor di belakang rumahnya. "Kami takut kalau hujan bisa longsor. Kami berharap tolonglah pihak terkait, tolong kami ini masyarakat Lingkungan II dibantu agar segera melakukan penimbunan," pinta Budi Darmawan didampingi beberapa warga sekitar lainnya.
Terpisah, Kasubbag Tata Usaha UPT Dinas PUPR di Kota Binjai, Swandi Pinem, terkesan tidak mau ambil pusing akan persoalan itu. Pasalnya, proyek lining yang dikeluhkan masyarakat tersebut menurutnya tidak ada campur tangan dari UPT Dinas Bina Marga Provinsi Sumut di Kota Binjai.
"Itu proyek dari dinas, kami tidak mengerti dan tidak tau sampai kapan. Masyarakat memang sudah datang kemari (Kantor UPT Dinas Bina Marga Provinsi Sumut di Binjai) bersama lurah dan menyurati. Kemudian suratnya kita teruskan ke dinas juga sudah. Tapi sampai sekarang kita belum tau dan belum dapat informasi untuk langkah langkah selanjutnya. Ya jadi tempat air (karena gak ditmbun) dan bisa longsor juga," pungkas Swandi Pinem diakhir ucapannya.