Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Kota Binjai tidak dapat membeberkan alasan penunjukan Mahyadi sebagai Ketua DPRD setempat.
Namun sebaliknya, belum lama ini Norasiah yang memenuhi kriteria sesuai AD/ART Partai Golkar untuk mengisi kursi Ketua DPRD Binjai, malah dipanggil tim pencari fakta dalam undangan klarifikasi atas postingan orang yang tidak dikenalnya pada media sosial.
Norasiah memenuhi undangan panggilan klarifikasi itu di Sekretariat DPD Partai Golkar Binjai, Jalan Candra Kirana Nomor 2, Kelurahan Binjai Estate, Binjai Selatan. Selain soal postingan medsos, Norasiah dimintai klarifikasinya karena dituding adanya dugaan tindakan yang dilakukannya atau keluarganya untuk mempengaruhi atau mencegah proses penetapan Ketua DPRD Binjai atasnama Mahyadi.
Surat undangan klarifikasi berlogo Partai Golkar dari tingkat II itu dikirim kepada Norasiah sesuai dengan nomor: B-183/GK-KB/I/2025 dan klasifikasi sangat penting. Legislator partai Golkar tersebut dimintai klarifikasinya oleh tim pencari fakta lebih dari 1 jam.
Ketua Tim Pencari Fakta DPD Partai Golkar Binjai, Edi Ismail Sirun mengakui adanya undangan klarifikasi kepada Norasiah. "Kami meminta klarifikasi kepada Bu Nora (Norasiah_red) sehubungan dengan adanya postingan di media sosial, ini terkait dengan pengangkatan Ketua DPRD Binjai," kata Ismail.
Ia menegaskan, DPP Partai Golkar menunjuk Mahyadi sebagai Ketua DPRD Binjai. Surat dengan nomor: B-442/DPP/Golkar/XI/2024, ujar Edi Ismail Sirun, merupakan keputusan dari DPP dan sudah di paripurnakan di Gedung DPRD Binjai.
"Nah, kemudian diserahkan hasilnya itu kepada Walikota untuk diteruskan menyurati ke gubernur. Namun sampai saat ini pak walikota belum menandatangani," katanya.
"Kami tadi meminta klarifikasi dari Bu Nora, apakah ini merupakan suatu manuver dari Bu Nora atau keluarganya. Jadi di jawab Bu Nora bahwa dia tidak punya akun Facebook, dia tidak pernah baca dan dia mengklasifikasi bahwa tidak ada. Dan intinya, Bu Nora tetap mendukung dan patuh terhadap keputusan DPP," sambung Edi Ismail Sirun.
Disinggung dasar penunjukkan Mahyadi apakah sesuai AD/ART Partai Golkar, Ismail malah memberi jawaban lain. "Kita sudah sesuai mekanisme, musyawarahnya, di fraksi itu ada 6 orang, keenam orang itu dari DPD Kota Binjai sudah menyerahkannya ke DPD tingkat I Provinsi Sumatera Utara. Jadi di sini tidak ada si a atau si b, ke-enamnya diserahkan," bebernya.
"Kemudian di sana (DPD Golkar Sumut), disaring jadi 3 orang. Jadi DPP yang ambil keputusan, apa hasil dan pertimbangan, keputusan DPP, itu DPP yang punya kewenangan. Jadi itulah hasilnya, itulah yang kami teruskan," sambungnya.
Disoal hubungan keluarga seperti apa (Norasiah dengan Walikota Binjai) Ismail tidak membeberkan secara gamblang. "Ya kita tidak tau, kalian datangi aja pak wali," serunya.
Sementara, Norasiah tidak berkomentar saat ditanya awak media usai dipanggil klarifikasi oleh tim pencari fakta. "Silahkan ke tim saja langsung," katanya.
Diketahui, Norasiah merupakan kader Partai Golkar sejak tahun 2000 lalu. Dia juga sudah beberapa kali menjadi Anggota DPRD Binjai, yaitu periode 2014-2019 dan 2019-2024. Bahkan pada Pileg 2024 Kemarin, dirinya juga kembali terpilih sebagai Anggota DPRD Binjai yang diusung oleh partai Golkar.
Pada periode pertama, Norasiah meraih 2.677 suara dan periode kedua sebanyak 2.810 suara. Bahkan perolehan tersebut menjadikannya sebagai legislator yang meraih suara terbanyak dalam Pileg 2014 dan 2019 di Kota Binjai.
Pada periode kedua, Norasiah diamanahkan sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Binjai. Sementara pada Pileg 2024, Norasiah kembali terpilih dengan perolehan 2.459 suara dan ini kali ketiga Norasiah duduk sebagai Anggota DPRD Binjai.
Dengan terpilih selama 3 periode, Norasiah sudah memenuhi kriteria sesuai AD/ART Partai Golkar. Adapun kriteria dimaksud yakni, pernah menjadi pengurus harian DPD Partai Golkar sesuai tingkatan, pernah menjadi Anggota DPRD, berpendidikan minimal S1 (sarjana) dan tidak pernah menjadi anggota partai politik lain.
Kriteria itu dipenuhi Norasiah. Namun sayang, ia tidak ditunjuk oleh DPP Partai Golkar sebagai Ketua DPRD Binjai.
Justru sebaliknya, partai yang dipimpin Ketua Umum Bahlil Lahadalia itu menunjuk Mahyadi yang merupakan pendatang baru.
Berikut 6 legislator Partai Golkar Kota Binjai terpilih periode 2024-2029, 3 di antaranya merupakan wajah lama, yakni Norasiah, Kristina Gusuartini alias Tini, dan Faisal Umri Lubis. Sementara 3 legislator lain yang terpilih merupakan pendatang baru, yakni Ramlan (wiraswasta/Sekretaris Partai Golkar Kecamatan Binjai Barat), Mahyadi (pensiunan ASN/Dewan Penasehat DPD Partai Golkar Binjai) dan Muhammad Ali Imron Harahap (kader Partai Golkar tahun 2021).