Jerimia Peranda Ginting (25) pria yang diterkam Harimau Sumatera di Barak Itir Dusun V Aman Damai, Desa Harapan Maju, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat, kesehatannya berangsur pulih.
Pun begitu, sebelumnya Jerimia mendapat 82 jahitan di bagian kepala dan leher akibat digigit Harimau Sumatera.
Hal ini diungkapkan oleh Ramli Ginting (54) ayah korban saat dikonfirmasi awak media di RSU Putri Bidadari Stabat, Kamis (14/3) kemarin.
"Alhamdulillah saat ini anak kami sudah bisa makan, dan sudah bisa bicara sedikit sedikit. Kesehatannya sudah berangsur pulih. Ada 82 jahitan di kepala dan leher," ujar Ramli.
Lihat postingan ini di Instagram
Ramli pun menjelaskan kronologi bagaimana anaknya tersebut bisa diterkam Harimau Sumatera pada Senin (11/3) sekira pukul 16.00 Wib.
"Awalnya kami ber-empat mengutip cabai, termasuk anak saya ini. Saya dan anak saya pisah lebih kurang 20 meter. Saya bersama istri, dan anak saya itu sama adiknya.
Namun istri saya mendatangi anak saya, jadi mereka bertiga dan saya sendiri," tutur Ramli.
Naas, tak berselang lama, lanjut Ramli, tiba-tiba Harimau Sumatera menerkam anaknya dari belakang.
Sontak ibu korban langsung menjerit. Sementara Ramli bergegas berlari. Ia pun sempat melihat anaknya (Jerimia) sudah diseret Harimau Sumatera lebih kurang enam meter.
"Harimau itu menyeret anak saya sambil menggigit leher dan kepala anak saya. Saya datangi Harimau itu dan saya lompati kepala Harimaunya. Setelah itu baru harimau tersebut meninggalkan anak saya," ungkap Ramli.
Meski sudah lepas dari terkamannya, namun Harimau Sumatera tersebut tetap mengintai korban dengan jarak yang masih cukup dekat. "Kami berdoa sama tuhan, agar kami selamat dan sampai kerumah," kata Ramli.
Setelah lepas dari gigitan Harimau, Jerimia dan dan keluarganya langsung menuju ke gubuk. Namun binatang buas tersebut masih tetap mengikuti korban.
"Ada sekitar 1 kilometer dari tempat kejadian hingga ke gubuk, harimau Itu terus mengikuti kami. Sampai digubuk, anjing pun diterkam sama Harimau. Setelah itu, saya suruh anak saya yang kecil untuk meminta bantuan, tapi saat itu tidak ada yang datang. Kurang lebih setengah jam atau satu jam, baru ada bantuan dari masyarakat yang berjumlah tiga orang akhirnya datang," beber Ramli Ginting.
Meski demikin, Ramli dan istrinya tetap berupaya agar Harimau Sumatera itu tidak menerkam anaknya kembali. "Saya dan istri saya terus menghadang Harimau itu hampir satu jam. Saya rasa belum ada masyarakat di Langkat ini yang berhadapan dengan Harimau Sumatera selama satu jam. Kami menghadang Harimau itu dengan menggunakan batu dan kayu," ujar orangtua dari Jerimia Peranda Ginting ini, seraya menegaskan jika sebelumnya belum pernah terlihat Harimau Sumatera didaerahnya.
Diketahui, korban yang bernama Jerimia Peranda Ginting, diterkam Harimau Sumatera saat sedang memanen cabai.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Kasi Humas Polres Langkat, AKP Rajendra Kusuma. "Ya benar, seorang warga bernama Jerimia Peranda Ginting diserang Harimau Sumatera pada hari Senin (11/3) sekitar pukul 17.30 Wib," ujar Rajendra.
Menurut Rajendra, peristiwa itu terjadi di Barak Itir Dusun V Aman Damai, Desa Harapan Maju, Kecamatan Sei Lepan. Korban bahkan nyaris tewas usai serangan Harimau Sumatera tersebut. Namun keberanian kedua orangtuanya menghalau Harimau Sumatera, sehingga binatang buas tersebut melarikan diri.
"Kedua orangtua korban memberanikan diri menghalau Harimau Sumatera yang sedang menerkam anaknya. Keduanya menghalau Harimau dengan menggunakan kayu dan parang sehingga Harimau itu melepaskan korban dan berlari kearah semak-semak kawasan Taman Nasional Gunung Louser (TNGL)," tegasnya.
Akibat serangan Harimau Sumatera, korban mengalami luka gigitan pada bagian leher, kepala dan tangan. "Atas kejadian itu, korban dilarikan ke RSU Putri Bidadari Stabat guna mendapat pertolongan medis," ucap Rajendra.
Kasi Humas Polres Langkat ini pun menghimbau kepada warga agar tetap waspada beraktivitas di areal berbatasan dengan kawasan Taman Nasional Gunung Louser (TNGL) dikarenakan merupakan kawasan/tempat ekosistem binatang liar jenis Harimau Sumatera.