Produksi Film Dokumenter ini juga disutradarai dan Produser kenamaan Indonesia, bersama tim dari Jakarta.

Diketahui, pada episode 1 bertemakan budaya Batak Toba di Sumatera Utara, mendokumentasikan perkembangan bahasa Batak Toba (bahasa ibu) dalam eskistensi musik yang semakin berkembang.

Manajer Lokasi dan Koordinator Lapangan, Leonard Alfaro mengungkapkan bahwa Ini adalah platform budaya yang baik bersamaan dengan momentum yang tepat.

“Kami berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk merevitalisasi dan mempromosikan budaya lewat dokumenter musik nusantara," ungkapnya.

Leonard Alfaro berharap film dokumenter ini dapat menggugah dan mengedukasi publik, sekaligus juga berperan dalam pelestarian budaya, khususnya musik dan bahasa ibu di nusantara.

Berkolaborasi dengan musisi di nusantara, dalam episode pertama ini menggaet Marsada, Punxgoaran, Sanggar seni, dan musisi musisi hebat lainnya dari kawasan Danau Toba, dari era dulu hingga kini.

Pada kesempatan yang sama, Tokoh Perempuan Sumatera Utara dr Hj Susanti Dewayani SpA menyampaikan apresiasi dan bangganya, bahwa Galeri BSA dijadikan momentum produksi Film Dokumenter Musik Nusantara.

“Saya ucapkan terima kasih kepada sutradara, produser dan manager lokasi dan koordinator lapangan, bahwa mudah-mudahan kita semua tergugah melestarikan kekayaan yang ada di Nusantara, terutama BSA. Beberapa hari yang lalu Ariel NOAH, Desta, Raffi Ahmad, dan Gading Marten juga naik Becak BSA, dan ini sangat membanggakan,” tuturnya.