Pengamat Politik Bakhrul Khair heran melihat tingkah Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia dalam menjalankan roda kepemimpinan. Pasalnya, Bahlil Lahadalia harus konsisten membesarkan partai, jangan terjebak memikirkan kepentingan pribadinya atau kepentingan kelompok
Hal ini terungkap dari ditunjuknya Ahmad Doli Kurnia Tandjung sebagai Plt Ketua DPD Golkar Sumut. Posisi ini menggantikan Musa Rajekshah yang sudah berakhir masa jabatannya dari Ketua DPD Golkar Sumut.
"Kita berharap keberadaan Plt Golkar Ahmad Kurnia Doli Tandjung bisa berpikir global bertindak lokal tidak terjebak pada pro dan kontra rapi tegak lurus kesimpulan yang objektif meninggalkan subjektif berpikir," kata Bakhrul.
Menurut Bakhrul, pergantian posisi ini dinilai kuat untuk kepentingan menyelamatkan Golkar dan bukan berdiri di atas kepentingan kelompok
"Kalau kita lihat ini adanya isu yang berkembang adanya kekuatan di luar Golkar yang ingin mendudukkan seseorang menjadi pengganti dengan melibatkan orang dalam kita memberikan saran ke ketum Bahlil banting setir untuk tidak ikut serta menyelamatkan seseorang di Sumut dengan tukar kepala di tubuh Golkar Sumut," kata dia.
Bakhrul mengatakan, konflik di Partai Golkar Sumut seperti terjadinya politik balas budi dan jasa kepada seseorang. Sehingga, pergantian ini terlaksana atas kepentingan seseorang.
"Masyarakat sudah tahu pastinya siapa orang yang mau diselamatkan di Sumut. Bukan lagi bicara tentang Musda Golkar Sumut, tetapi kepentingan pribadi dan kelompok," jelasnya.
Menurutnya, Golkar Sumut telah menunjukkan elektabilitasnya sebagai juara partai politik. Pencapaian pada pemilihan umum (Pemilu) tahun 2024, adalah bukti nyata kerja dari Golkar Sumut.
"Kita berharap kriteria siapa yg menanam politik maka ikut memanen mengisi kemerdekaan bukan mengantar sampai depan pintu gerbang kemerdekaan
Melihat konflik ini, Bakhrul juga menilai kebijakan Bahlil Lahadalia dalam mengambil tindakan harus membesarkan untuk Partai Golkar. Tapi jgn ada kepentingan berkeinginan mecah belah golkar khusus sumut
"Menggagalkan kader terbaik untuk maju adalah bukti bahwa seseorang tersebut merasa terganggu dan tidak ingin Partai Golkar besar di Sumatera Utara, sehingga dapat menyaingi popularitas para pengurus di DPP," ungkapnya
Dirinya juga berharap, seluruh kader Golkar Sumut tidak terpecah atas kebijakan yang diterapkan untuk kepentingan kelompok tertentu saja.
"Kader Golkar Sumut pastinya sudah tahu mana sosok pemimpin yang terbaik untuk membesarkan partainya," ujarnya.