Puluhan aparat berseragam TNI AD melaksanakan pengosongan rumah nomor 10 di Asrama Widuri yang terletak di Jalan Bajak II Kecamatan Medan Amplas, Selasa pagi (13/10). Eksekusi ini mendapat perlawanan dari penghuni rumah, yang tampak lusuh. Ibu paruh baya ini tampak mengeluarkan air mata saat prajurit masuk ke rumahnya. Awalnya, prajurit TNI mencoba bernegosiasi dengan ibu tersebut. Namun setelah bernegosiasi secara alot, penghuni rumah menolak untuk mengosongkan rumah dan ngotot mempertahankan rumahnya.
"Kalau memang mau pindah silahkan angkati barang kami, tapi bunuh kami dulu", ujar seorang ibu lainnya sambil mengangkat sebilah parang.
Matanya tampak nanar melihat prajurit yang berdiri di depan pintu. Di dalam rumah terlihat seorang anak laki - laki duduk di sebuah bangku panjang. Tampaknya dia menderita penyakit kulit yang cukup parah.
"Liatlah anak kami, cemana mau kami buat, dia punya penyakit", ujar ibu tersebut.
Tak menggubris, salah satu prajurit membacakan surat putusan kasasi yang menyatakan keluarga tersebut harus mengosongkan rumah. Penghuni rumah tetap memohon untuk meminta waktu mencari rumah sewa sebagai hunian yang baru.
Selang beberapa saat, prajurit langsung mengangkati barang - baarang yang ada di dalam rumah. Berbagai perabotan dikeluarkan ke lapangan yang ada di depan rumah.
Pengosongan rumah sempat terhenti ketika ada seorang pemuda yang mengaku dari sebuah ormas coba menghadang prajurit. "Tolonglah pak pakai hati, jangan kayak gini caranya, kita, pakailah hati nurani," ujar lelaki berbdan tambun itu.
Matanya tampak merah berlinang air mata, mencoba untuk bernegosiasi dengan pimpinan prajurit. Namun lelaki tersebut kemudian dibawa ke depan rumah. Prajurit pun tetap melanjutkan pengosongan rumah.
Untuk diketahui, rencananya prajurit TNI melakukan pengosongan sembilan rumah dinas aktif TNI yang berada di Komplek Widuri. Nantinya rumah tersebut akan ditempati pemilik baru. Sebelumnya rumah dinas itu sudah ditempati selama puluhan tahun oleh purnawirawan TNI. (Red)