Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Provinsi Riau terus menunjukkan konsistensinya sebagai pelindung dan pembela hak-hak pekerja. Di bawah kepemimpinan Ketua DPW FSPMI Riau, Satria Putra, yang menjabat sejak 2019, FSPMI Riau tidak hanya fokus mempertahankan eksistensinya, tetapi juga terus memperluas jaringan dan memperkuat organisasi di berbagai sektor.
Komitmen Pengurus yang Luar Biasa
Salah satu keistimewaan FSPMI Riau adalah dedikasi tinggi dari para ketua dan pengurusnya yang bekerja tanpa menerima gaji. Pengabdian ini dilakukan semata-mata untuk memperjuangkan kesejahteraan para pekerja di seluruh Riau. Dengan semangat tanpa pamrih, mereka terus menjalankan misi serikat untuk melindungi hak-hak pekerja dan memperkuat organisasi di semua tingkatan.
Ketua KC FSPMI Kabupaten Pelalawan, Yudi Efrizon, juga menjadi bukti nyata pengabdian tersebut. Sejak menjabat pada 2019, ia telah berhasil membentuk.
Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Perkebunan (PC-SPPK)dengan tujuh Pimpinan Unit Kerja (PUK-SPPK-FSPMI) yang aktif di Kabupaten Pelalawan.
Saat ini, upaya sedang dilakukan untuk membentuk Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Aneka Industri (PC-SPAI-FSPMI) dengan lima PUK-SPAI-FSPMI di wilayah yang sama. Inisiatif ini diharapkan dapat memperluas cakupan organisasi serikat ke sektor-sektor industri yang semakin berkembang.
Fokus pada Penguatan Organisasi
Satria Putra menegaskan bahwa fokus utama FSPMI saat ini adalah penguatan organisasi yang telah terbentuk.
"Kami tidak hanya ingin membentuk struktur baru, tetapi memastikan bahwa organisasi yang ada berjalan dengan baik dan memberikan manfaat nyata bagi anggota," ujarnya.
Langkah penguatan ini meliputi konsolidasi rutin, pelatihan anggota, serta penyediaan pendampingan hukum dan advokasi bagi para pekerja. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa organisasi FSPMI tidak hanya menjadi simbol, tetapi juga menjadi alat perjuangan nyata bagi anggotanya.
Perjuangan ini tentu tidak lepas dari berbagai tantangan, di antaranya:
1. Keterbatasan Biaya Operasional
Aktivitas serikat pekerja, seperti konsolidasi dan pelatihan, memerlukan biaya yang signifikan. Namun, dengan pengabdian tanpa pamrih dari pengurus, FSPMI tetap berupaya maksimal meskipun menghadapi keterbatasan anggaran.
2. Jarak Antar Kabupaten yang Berjauhan
Luasnya wilayah Riau menjadi tantangan tersendiri dalam menjangkau anggota di kabupaten-kabupaten yang berjauhan.
Meski menghadapi berbagai kendala, FSPMI Riau optimis akan masa depan yang lebih baik. Dengan kerja keras, dedikasi, dan solidaritas, FSPMI Riau berharap dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia tentang pentingnya berserikat untuk memperjuangkan hak dan kesejahteraan pekerja.
"Kami ingin menunjukkan bahwa meskipun bekerja tanpa gaji, kami tetap berdedikasi untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi seluruh pekerja. Berserikat bukan hanya pilihan, tapi kebutuhan," tegas Yudi Efrizon.
Dengan langkah nyata seperti memperkuat organisasi yang ada, memperluas jaringan ke sektor-sektor baru, serta terus mengadvokasi hak-hak pekerja, FSPMI Riau membuktikan bahwa serikat pekerja adalah pilar penting dalam menciptakan keadilan sosial.
FSPMI Riau tidak hanya sekadar organisasi, tetapi pergerakan yang berkomitmen untuk menciptakan perubahan positif bagi pekerja/buruh di seluruh provinsi.