Psikolog Desta Ginting Ajar Mahasiswa Kesos Fakultas FISIP USU sebagai Dosen Praktisi
Pematang Siantar (utamanews.com)
Oleh: LEP27
Jumat, 09 Mei 2025 23:11
Istimewa
Desta Ginting
Rizty Desta Mahestri, S.Psi., M.Psi., Psikolog, hadir sebagai dosen praktisi di Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara (USU). Ia mengampu mata kuliah Intervensi Mikro untuk 3 pertemuan, sebuah mata kuliah inti yang bertujuan membekali mahasiswa dengan kemampuan mendalam dalam menangani permasalahan sosial di tingkat individu.
Sebagai seorang psikolog sekaligus praktisi terapi, Rizty membawa pengalaman lapangan yang tidak hanya kaya secara keilmuan, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan. Dalam pertemuan kuliah yang berlangsung hangat dan aplikatif, ia membagikan praktik nyata terapi psikologis dan konseling yang menjadi bagian penting dalam kerja-kerja kesejahteraan sosial.
Baca juga:
Kehadiran dosen praktisi dalam pengajaran intervensi mikro memberikan warna baru dalam proses pembelajaran mahasiswa. Mereka tidak hanya mempelajari teori dari buku, tetapi juga diajak memahami realitas lapangan: bagaimana membangun relasi terapeutik, memahami trauma, hingga mengenali batas profesional dalam praktik bantuan.
Mahasiswa kesejahteraan sosial diharapkan memiliki kepekaan, empati, serta keterampilan dasar dalam mendampingi klien—terutama ketika berhadapan dengan kasus kekerasan dalam rumah tangga, permasalahan remaja, penyintas bencana, atau individu yang mengalami gangguan emosi.
Keterlibatan psikolog dalam dunia pendidikan kesejahteraan sosial membuka kolaborasi multidisipliner yang penting. Di masa depan, kolaborasi antara psikolog dan pekerja sosial akan semakin dibutuhkan, terutama dalam penanganan kasus yang kompleks dan membutuhkan pendekatan holistik—baik secara sosial maupun psikologis.
Kehadiran Rizty Desta Mahestri sebagai dosen praktisi bukan hanya memperkaya wawasan akademik mahasiswa, tapi juga menegaskan pentingnya human touch dalam praktik kesejahteraan sosial. Karena pada akhirnya, ilmu dan empati harus berjalan beriringan dalam setiap intervensi.
Berita Terkini
Sosial Budaya
Berita Pilihan
Terpopuler Hari Ini
Terpopuler Minggu Ini
