Jumat, 19 Apr 2024 09:27
flash sale baju pria
Bonnet Sleeping Double Sensyne Extendable Wireless Compatible Android Children Camcorder Silicone JBL Tune 510BT Ear Headphones

Pemko Medan lamban tangani konflik Abang Becak vs GoJek

MEDAN (utamanews.com)

Oleh: Utama News

Sabtu, 25 Feb 2017 20:26

Pemerintah Kota (Pemko) Medan, khususnya Dinas Perhubungan (Dishub) dinilai lambat mengatur secara adil keberadaan kedua jenis alat transportasi modern dan konvensional. Hal ini mengacu pada terjadinya bentrok fisik antara pengemudi becak motor (betor) dan pengemudi angkutan berbasis online Go-Jek hingga mengakibatkan luka-luka di kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara (USU) Jalan Dr Mansyhur, Medan, Jumat (24/2) sore. 


Informasi yang berhasil dihimpun, kejadian berawal saat beberapa pria yang menggunakan atribut angkutan berbasis online Go-Jek diduga melakukan sweeping terhadap pengemudi betor di kawasan Kampus USU, Jalan Dr Mansyhur, Medan. 

Bendahara Penarik Becak Bermotor (Parbetor ) Kota Medan Fance Fernando Napitupulu mengatakan, ketiga rekannya menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) USU Medan karena mengalami sejumlah luka di kepala dan harus dijahit. âKejadiannya sore sekitar pukul 17.30 WIB, ketiga rekan saya itu memang biasa mangkal dan menunggu penumpang di kawasan kampus USU. 

Tiba-tiba sejumlah pria berseragam jaket melakukan sweeping dan memukuli kawan kami,â ungkapnya. Akibatnya, salah seorang korban yang diketahui bernama Iwan, 38, dilarikan ke RS USU oleh petugas keamanan kampus USU. âKawan kami itu dipukuli, untungnya pihak keamanan kampus melerai dan mengamankan rekan kami dan membawanya ke RS USU. Jika tidak, mungkin nasib kawan itu sangat tragis,â ujarnya. 

Fance melanjutkan, setelah mengantar pengemudi betor ke RS USU, petugas keamanan kampus juga mengamankan beberapa pengemudi Go-Jek. âPihak security kampus itu mengamankan enam orang yang sudah diserahkan ke Polsekta Medan Baru. Tapi apalah gunanya diamankan pelakunya jika rekan kami sudah jadi korban. Mereka menarik becak hanya demi memenuhi kebutuhan hidup anggota keluarganya saja. 
 
Sementara itu, puluhan orang mengaku pengemudi angkutan berbasis online Go- Jek mendatangi Polsekta Medan Baru. Mereka bahkan sempat bersitegang dengan sejumlah pengemudi betor yang ada di tempat yang sama. âKami hanya minta keadilan,â kata para pengemudi betor. P Purba, pengemudi Go-Jek, membantah ada rekannya yang melakukan sweeping dan menganiaya pengemudi betor di kawasan kampus USU. 

âSaya minta untuk dijelaskan lebih detail. Jangan asal menuduh kami secara sembarangan,â kata dia. Dia meminta agar Parbetor melihat persoalan yang terjadi dengan cermat sehingga tidak terjadi saling tuding menuding. 

Kapolsekta Medan Baru Komisaris Polisi (Kompol) Roni Bonic mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan di lapangan dan mengumpulkan bukti-bukti untuk menindak lanjuti kasus tersebut. âKronologi terjadinya peristiwa penyerangan itu belum bisa saya beri tahukan karena masih dalam penyelidikan. Kasih saya waktu untuk memastikannya. Dan saya akan beri tahukan setelah proses penyelidikan rampung,â pungkasnya 

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Medan Syaiful Bahri Lubis meminta Dinas Perhubungan (Dishub) Rendward Parapat segera merancang solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini. Sejatinya Pemko Medan menginginkan segala jenis transportasi darat yang beroperasi dapat berjalan beriringan tanpa ada keributan dan persaingan yang terjadi pun harus sehat. 
 
Syaiful Bahri tak menampik keributan yang terjadi antara pengemudi betor dan pengemudi angkutan aplikasi online akibat jumlah pendapatan yang menurun akibat berpindahnya selera masyarakat dalam memilih transportasi. Saat ini banyak masyarakat beralih ke angkutan berbasis aplikasi online mengingatongkoslebih murah, tepat waktu, juga nyaman. Di sisi lain, betor memang sudah saatnya berbenah agar masyarakat kembali memanfaatkan sarana transportasi itu. 

âIni kan masalah selera masyarakat dalam menentukan pilihan. Makanya sama-sama berbenah agar tidak tertinggal. Bersaing yang sehat,â ucapnya. Disinggung tentang izin operasional, Syaiful Bahri mengungkapkan hal itu tinggal dibuat regulasinya agar transportasi memiliki izin sehingga memberikan kontribusi pemasukan juga untuk daerah. Sejauh ini, di satu sisi, Pemko Medan terbantu dengan kehadiran angkutan berbasis online karena menyerap tenaga kerja. 

Begitu juga dengan betor dari sekian ribu yang beroperasi di Kota Medan, hanya 200 unit memiliki izin dan surat-surat lengkap. âJadi, tidak usah saling menyalahkan. Mari duduk bersama. Bersaing dengan sehat dan masing-masing berbenah. Penarik betor juga harus mengemas agar memberikan pelayanan yang nyaman dan aman kepada penumpangnya,â katanya. 

Menurut pengamat manajemen perkotaan dan transportasi, Abdul Rahim, untuk menyelesaikan persoalan ini yang perlu dilakukan pertama kali adalah kedua belah pihak mau duduk bersama yang dimediasi Pemko Medan. Apabila ini tidak dilakukan, persoalan sosial tersebut akan terus terjadi. âTentunya dalam pertemuan itu harus mencari win-win solution. 

(snd)
T#g:becakgojekUSU
iklanplt
makeup remover
Berita Terkait

tiktok rss yt ig fb twitter

Tentang Kami    Pedoman Media Siber    Disclaimer    Iklan    Karir    Kontak

Copyright © 2013 - 2024 utamanews.com
PT. Oberlin Media Utama

⬆️