Pelaksanaan Praktikum Kerja Lapangan (PKL) merupakan pelaksanaan mata kuliah wajib yang harus diambil mahasiswa prodi Kesejahteraan Sosial sebagai calon pekerja sosial. Melalui kegiatan PKL 2 ini, mahasiswa/mahasiswi dapat menerapkan teori-teori yang telah dipelajari selama ini. Pada PKL 2 ini, metode-metode utama yang dapat digunakan yaitu groupwork dan community organization and community development. Dalam pelaksanaannya dapat dilakukan di layanan kesejahteraan sosial bisa panti ataupun Nonpanti, organisasi, dan Masyarakat.
Saya Rachel Br Tarigan (Nim 200902069) mahasiswi Prodi Kesejahteraan Sosial FISIP USU, berkesempatan untuk melaksanakan PKL Bersama dengan beberapa anak-anak di SOS Children’s Village Medan yang berlokasi di Jl. Seroja Raya No.150, Tj. Selamat, Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara 20134. Pelaksanaan PKL 2 dimulai setelah pelepasan pada 4 September 2023 dan kegiatan PKL 2 akan selesai pada tanggal 8 Desember 2023. PKL 2 menerapkan full block placement maka dari itu selama satu semester mahasiswa hanya melaksanakan PKL 2 di lapangan, sehingga kegiatan dilakukan selama 5 hari dalam seminggu. Ada beberapa kegiatan yang saya lakukan selama PKL 2 ini, beberapa diantaranya seperti membantu adik-adik belajar, bermain bersama, bercerita tentang keseharian, berbincang dengan ibu asuh dalam melaksanakan layanan kesejahteraan bagi anak, melakukan survei, menjadi fasilitator dalam FGD, melakukan mini project, dan lainnya. Berikut ini saya akan menjelaskan beberapa kegiatan yang saya lakukan.
Kegiatan kreativitas dilakukan dengan berkreasi. Seperti menggambar dan mewarnai, menyusun puzzle, bermain permainan tradisional. Tujuan dari kegiatan kreativitas ini adalah anak-anak dapat mengembangkan imajinasi mereka dan melatih mereka untuk berpikir kreatif serta menyelesaikan masalah secara tim dalam aktivitas berkreasi bersama. Kegiatan belajar bersama dilakukan untuk membantu adik-adik yang masih kesulitan dalam belajar, kegiatan bermain sambil belajar seperti bermain tebak kata, turnamen kuis, dan belajar mengatur waktu dalam beraktivitas. Kebanyakan dari adik-adik sulit dalam pelajaran matematika dan Bahasa Inggris, beberapa adik-adik juga sering meminta saya untuk membantu mereka jika kesulitan mengerjakan PR mereka. Kegiatan berdiskusi dengan ibu asuh, kegiatan ini dilakukan dengan kunjungan beberapa rumah asuh. Saya berbincang dengan ibu asuh untuk mengetahui bagaimana ibu asuh selaku pekerja sosial memberikan layanan sosial kepada anak-anak asuh mereka. Kegiatan survei dan fasilitator FGD merupakan kegiatan membantu lembaga dalam assestmen program. Kegiatan bersama remaja mengikuti pelatihan. Kegiatan bermain dan bercengkrama bersama adik-adik untuk mengetahui keseharian mereka. Selain kegiatan di atas, juga dilakukan kegiatan mini project sebagai tugas utama dalam PKL 2 ini. Bagian selanjutnya akan menjelaskan pelaksanaan mini project lebih rinci.
Kalian pasti sudah tidak asing dengan istilah “Peduli kebersihan”. Dari usia berapakah kalian mulai mengenal istilah tersebut dan mulai melakukan tindakan peduli kebersihan? Bersih adalah suatu keadaan terhindar dari bakteri, kotoran, dan bau. Dalam hal ini, peduli kebersihan konteksnya bukan hanya tentang kebersihan diri saja tetapi juga kebersihan lingkungan. Melalui lingkungan yang bersih, kita dapat menjaga kebersihan diri kita. Menjaga kebersihan merupakan salah satu bentuk menjaga kesehatan, hidup sehat menjadi salah satu perwujudan hidup sejahtera. Menanamkan kebiasaan peduli kebersihan sebaiknya dimulai sejak dini. Anak yang sedari kecil diajarkan kebersihan maka akan lebih terbiasa dalam menerapkan tindakan peduli kebersihan dan menjadi faktor yang menciptakan hidup sehat bagi anak.
Pelaksanaan praktikum atau PKL 2 juga mewajibkan mahasiswa untuk melaksanakan mini projek. Penyuluhan peduli kebersihan saya pilih sebagai mini projek saya. Pelaksanaan mini projek ini dilakukan dengan menerapkan metode pekerjaan sosial tahapan umum/general. Oleh karena itu, pemilihan mini projek didasarkan pada kebutuhan anak yang menjadi klien pada mini projek ini. Terdapat kurang lebih 10 anak berusia 7-12 tahun yang terlibat sebagai klien pada mini projek ini. Pelaksanaan projek sekitar jam 14.30 WIB setelah anak-anak pulang sekolah. Secara keseluruhan dalam pelaksanaan mini projek menggunakan metode pekerjaan sosial tahapan umum/general. Mulai dari tahapan penentuan kegiatan mini projek, pelaksanaan, evaluasi, dan pengakhiran projek. Berikut ini metode pekerjaan sosial tahapan umum/general yang dilakukan, yaitu :
- a. Tahap Engagement and Intake Contract, pada tahap ini saya sebagai pekerja sosial membangun kedekatan dengan anak-anak serta meminta kesediaan mereka untuk terlibat dalam projek sampai selesai. Tahap ini saya lakukan dengan memperkenalkan diri kepada anak-anak dan meminta mereka untuk memperkenal diri serta menjelaskan hal yang mereka gemari seperti cita-cita dan hobi.
- b. Tahap Assessment, pekerja sosial mulai mencari apa yang menjadi permasalahan anak-anak sebagai klien. Pelaksanaan assessment dibantu menggunakan tools Focus group discussion (FGD). Selain itu, juga dilakukan observasi serta diskusi dengan pembina. Hasil dari assessment menunjukkan terdapat kurangnya anak dalam pelaksanaan aktivitas peduli kebersihan.
c. Tahap Perencanaan Program, berdasarkan hasil assessment maka disusunlah program yang nantinya akan dilaksanakan bersama dengan anak-anak. Program yang dipilih ialah “Penyuluhan peduli kebersihan diri dan lingkungan”. Rancangan kegiatan dibuat oleh pekerja sosial dan menanyakan kesetujuan anak-anak sebagai klien.
d. Tahap Intervensi, tahap pelaksanaan program yang telah disusun sebelumnya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan, yaitu: Tahap awal, dilakukan pretest yang memuat soal-soal untuk melihat sejauh mana pemahaman klien tentang peduli kebersihan diri dan lingkungan. Tahap kedua, melakukan kegiatan menjelaskan teori kebersihan lingkungan, games memilah jenis-jenis sampah, menjelaskan kebersihan diri, dan mencontohkan kegiatan seputar kebersihan diri. Setiap kegiatan dilakukan dengan menjelaskan materi dan bermain games seputar materi yang diberikan.
e. Tahap Evaluasi, tahap evaluasi dilakukan menggunakan metode posttest dengan soal yang diberikan. Ketika pretest tujuannya untuk melihat sejauh mana perkembangan pengetahuan klien terkait peduli kebersihan setelah dilakukan intervensi. Hasil akhirnya dapat dinilai bahwa ada perkembangan pengetahuan terkait peduli kebersihan setelah dilaksanakan intervensi.
f. Tahap Terminasi, tahap pemutusan hubungan dengan klien. Tahap ini dinilai setelah melihat hasil posttest sudah baik dan diharapkan pengetahuan tersebut dapat terus dilaksanakan klien dalam kehidupan sehari-hari. Terminasi dilakukan dengan meminta anak menulis makna bersih bagi mereka dan memberikan bingkisan berupa sabun kertas untuk cuci tangan. Tidak lupa mengucapkan terima kasih untuk partisipasi klien selama mini project berlangsung. Saya belajar banyak selama pelaksanaan PKL 2 khususnya dalam penerapan metode umum pekerjaan sosial, khususnya dengan klien yang merupakan anak-anak. Saya juga belajar. Setiap kegiatan yang saya jalankan menempatkan anak sebagai partner bukan objek sehingga kegiatan yang diberikan juga melihat sisi baiknya untuk anak dan kesediaan anak. Saya juga belajar bagaimana pekerja sosial di lembaga dalam memberikan layanan sosial bagi anak-anak di sana. Saya sangat berterimakasih kepada seluruh keluarga besar SOS Children’s Village Medan yang sudah memberikan kesempatan bagi saya untuk melaksanakan PKL 2 dan menerima saya dengan baik. Saya juga berterima kasih untuk adik-adik yang ikut terlibat dalam setiap kegiatan yang saya lakukan. Kiranya kehadiran saya selama tiga bulan ini di SOS Children’s Village dapat memberikan pengaruh yang baik.