DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Provinsi Sumatera Utara melalui sekretarisnya, Sutarto, angkat bicara usai terjadi bentrokan antar Tim Sukses (TS) Calon Legislatif (Caleg) yang terjadi di Dusun V Barak Induk, Desa Harapan Maju, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat.
Dalam.bentrokan yang terjadi pada Minggu (18/2) sore tersebut, sebanyak 6 unit rumah mengalami kerusakan dan satu unit Sepeda Motor juga ikut terbakar.
Salah satu rumah yang rusak itu diketahui milik Ketua Tim Sukses Caleg Dapil V dari PDI-P yang bernama Sugianto Koplo. Sementara Caleg tersebut diketahui bernama Juriah.
"Tentu ini menjadi tanggung jawab kita semua, bahwa hak pilih setiap warga itukan punya kebebasan untuk melilih pada Pemilu, baik pileg maupun pilpres," ujar Sutarto, Selasa (20/2).
Oleh karena itu, lanjut Sutarto, siapa pun warga negara Indonesia yang sudah memenuhi syarat, mempunyai hak untuk memilih calonnya. Bahkan, tidak boleh ada pihak dari manapun yang melakukan intimidasi atau melakukan pemaksaan kehendak karena itu menjadi kedaulatan masing-masing warga negara.
"Kita berharap warga yang mendapat perlakuan Kekerasan, apakah itu intimidasi atau sampai luka, atau rumahnya yang dirusak, tentu harus mendapat perlindungan," tegasnya.
Mewakili DPD PDI-P Sumut, Sutarto juga meapresiasi pihak Kepolisian yang telah bergerak cepat guna menciptakan keamanan dan kekondusifan, khususnya pada Pemilu 2024 ini.
"Dalam.hal ini saya tentunya mengapresiasi dan menghormati sepenuhnya respon cepat dari pihak kepolisian dengan melakukan tindakan tindakan yang memang untuk kondusifitas daerah itu," tutur Sutarto.
Diakhir ucapannya, Sutarto mengajak semua pihak agar dapat bersama sama menjaga kondusifitas kenyamanan bersama. "Dan juga perlindungan warga yang mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan karena pilihan yang berbeda," demikian ungkap Sutarto.
Sementara itu, Ketua DPC PDI-P Langkat, Ralin Sinulingga mengatakan, PDI-P Perjuangan selaku partai yang legal, berhak untuk mencari suara dan dukungan diseluruh wilayah Kabupaten Langkat.
"Dalam hal ini kami melaporkan kepada DPD dan DPP partai untuk dapat membantu kami menyelesaikan permasalahan ini. Alhamdulillah, akhirnya Pak Sutarto selaku Sekretaris DPD PDI-P Sumut, hadir mendampingi kami, dan juga BBH Kabupaten Langkat dan Provinsi, ikut me-advokasi," bebernya.
Ralin juga berharap kepada pihak kepolisian, agar tidak diam ditempat dan prosesnya dapat terus berjalan sesuai hukum yang berlaku.
"Alhamdulillah, kita meapresiasi Polres Langkat yang telah mengamankan belasan pelaku. Namun yang lebih penting lagi, bagaimana masyarakat yang mengungsi ke desa tetangga, agar bisa kembali ke rumah masing-masing dalam keadaan nyaman dan tidak was-was," harap Ralin.
Sebelumnya, Ketua Tim Sukses Caleg Dapil V dari Partai PDI-P, Sugianto Koplo (45), menceritakan kronologi bentrokan yang terjadi antar tim sukses.
"Mulanya saya dan keluarga lagi tidak di rumah. Namun sekitar pukul 12.00 Wib, orang rumah saya minta pulang. Dan sedikit saya kasih informasi, kampung kami namanya Kampung Barak Induk. Kami dulu pengungsi dari Aceh dan sekarang berdomisili di Kampung Barak Induk, Dusun V, Desa Harapan Maju, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat," ujar Sugianto, saat dikonfirmasi awak media di Kantor DPRD Langkat, Senin (19/1) sore.
Lebih lanjut dikatakan Sugianto, pada saat dirinya tiba dirumah, sekira pukul 12.30 Wib, ia mendapat telpon dari anggotanya yang masih di ladang yang mengatakan bahwa rumahnya akan didemo usai sholat Dzuhur.
"Saya tanya ke anggota saya masalahnya itu apa?! Lalu dijawab Anggita saya karena Lek Anto Koplo tidak mendukung saudara Sukardi Darmo, caleg dari Partai NasDem, karena kalah katanya," ujar Sugianto menirukan pembicaraan dengan anggotanya.
Dalam pembicaraan via telpon tersebut, Sugianto juga mengaku sempat bertanya kembali, apa yang salah jika dirinya tidak memilih Sukardi Darmo.
"Saya bilang apa masalahnya, inikan demokrasi. Tapi Taulah, disana Barak Induk itu ada namanya hukum rimba bagi pihak sebelah," kata Sugianto dengan nada kesal.
Usai mengakhiri pembicaraan dengan anggota, Sugianto pun langsung melaporkan dan menceritakan persoalan tersebut kepada pemuka agama setempat.
"Saya minta tolong kepada bapak (pemuka agama) itu untuk hadir di rumah kami atau mendatangi emak-emak yang sudah berkumpul dan akan melakukan demo," ujar Sugianto, seraya menegaskan bahwa aksi demo yang akan dilakukan emak emak tersebut karena dirinya tidak memilih Sukardi Darmo sebagai Caleg NasDem yang kalah.
"Walau pemuka agama tersebut mencoba menengahi permasalahan, namun emak emak tersebut seperti tidak menganggapnya. Tak lama, rumah saya dikepung. Bahkan ada yang berorasi dengan menggunakan alat pengeras suara," sambungnya.
Dalam orasi tersebut, sebut Sugianto, dirinya mendengar ucapan provokasi seperti mengusir dirinya hingga teriakan warga untuk membakar rumahnya.
"Kita usir Pak Anto Koplo, pengkhianat ini, kita bakar rumahnya. Gara-gara Pak Anto Koplo, Pak Darmo kalah," ucap Sugianto menirukan ucapan warga yang sudah mengepung rumahnya.
Agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan, Sugianto pun memberanikan diri untuk berinteraksi dengan warga yang mendemo rumanya. Namun hal itu gagal.
"Saya sempat bilang, boleh saya memberikan keterangan sebagai warga yang mempunyai hak pilih. Namun hal itu langsung dijawab oleh mereka dengan ucapan tidak ada diskusi-diskusi lagi. Bakar, usir terus pengkhianat ini," kata Sugianto hingga akhirnya berujung dengan adanya intimidasi.
Sebagai warga setempat, Sugianto juga mengaku terkejut dengan sikap salah seorang warga yang menjadi orator aksi dan diketahui bernama Juli. Orator itu diakui dirinya, sempat menyiram rumahnya dengan BBM yang mengarah ke dinding.
"Setelah rumah saya disiram bensin, lalu saya bilang kalau berani bakar. Pasti saya laporkan ke polisi. Tapi mereka menjawab tidak ada polisi-polisi, di sini hukum rimba. Begitulah kata mereka," ujar Sugianto.
Tidak hanya BBM, batu-batu dengan berbagai ukuran pun mulai dilemparkan para pendemo kerumahnya, bahkan ketubuhnya juga.
Karena situasi sudah tidak terkendali lagi, akhirnya Sugianto bersama keluarganya memilih menyelamatkan diri. "Saya suruh istri dan mertua saya masuk ke dalam rumah, disinilah mulai anarkis. Kami pun akhirnya berusaha menyelamatkan diri," ucap Sugianto, seraya mengatakan bahwa ia bersama keluarga akhirnya menyelamatkan diri kerumah saudaranya yang berada di Dusun Petani Jaya.
Penyerangan warga yang disebut-sebut dari kubu Caleg yang kalah itu tidak berhenti sampai disitu. Aksi mereka terus berlanjut kerumah anggota tim sukses Caleg Dapil V dari PDI-P. lainnya, sehingga total enam rumah mengalami rusak dan satu Sepeda Motor ikut terbakar.
"Kejadian itu berlangsung terus, rumah-rumah anggota saya juga disisir. Kawan saya yang bernama Pak Rolan malah masuk rumah sakit, bahkan perlu dioperasi sore ini. Mohon doa semoga beliau selamat dan kembali sehat," pungkasnya.
Atas kejadian tersebut, akhirnya Sugianto meminta perlindungan dari Caleg PDI-P yang didukungnya, yaitu Juriah, serta Ketua DPC PDI-P Kabupaten Langkat, Raling Sinulingga.
Pun begitu, Sugianto juga mengaku sudah membuat laporan ke Polres Langkat atas peristiwa yang dialaminya. "Kami minta perlindungan sebagai warga, apalagi kami sudah tidak nyaman lagi di desa," tutup Sugianto.