Institut Kesehatan Helvetia, Medan, melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang digelar di Dusun l Desa Rugemuk, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, baru baru ini.
Turut serta dalam kegiatan yang mengusung tema "Pembuatan Makanan Kesehatan Dari Olahan Buat Bit Dalam Upaya Peningkatan Haemoglobin Untuk Mencegah Anemia" tersebut yaitu Ketua sekaligus Dosen Prodi S1 Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia, Sri Juliani, SKM, S.Keb, serta beberapa anggotanya yang juga sesama Dosen seperti Bd. Nuriah Arma, SST, M.Keb, Bd. Nurrahmaton, SST, M. Kes, Bd. Fina Kusuma Wardani, SST, M.Kes, Alviyani Putri Sri Wulandari yang juga Mahasiswa Prodi S1 Kebidanan, didampingi oleh Ibu Kepala Dusun l Desa Rugemuk Ny Zakaria Mangunsong, dan seorang warga bernama Vivi Suherni.
Menurut Sri Juliani, penyuluhan ini telah mendapat persetujuan dan izin dari Kepala Desa Rugemuk, Muliadi. Wanita ini juga menambahkan, adapun tujuan dari PKM ini menurutnya guna meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan pada kaum ibu yang memiliki anak remaja putri yang ada di Desa Rugemuk melalui Penyuluhan Kesehatan mengenai Pembuatan Makanan Kesehatan Dari Olahan Buah Bit dalam Upaya Peningkatan Haemoglobin untuk Mencegah Anemia.
"Para remaja memiliki peranan penting dalam pembangunan dan perkembangan suatu bangsa, sebab remaja yang sehat merupakan investasi masa depan. Salah satu masalah kesehatan yang menjadi beban pada remaja, khususnya remaja putri adalah anemia," beber Sri Juliani, Kamis (2/3) siang, saat dikonfirmasi awak media terkait kegiatan PKM tersebut.
Dikatakan wanita berhijab ini, Anemia merupakan kondisi penyakit yang ditandai dengan kurangnya sel darah merah dalam tubuh sehingga menyebabkan kondisi lelah, letih, lesu dan berdampak pada produktivitas penderita.
"Disamping itu, remaja putri yang mengalami anemia berisiko lebih besar melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR) dan stunting," bebernya.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa ibu di Desa Rugemuk, ungkap Sri Juliani, hampir semua ibu tidak mengerti mengenai pencegahan anemia pada remaja putri. Selain itu, ibu-ibu juga mengatakan bahwa kebiasaan hidup dari remaja seperti lebih sering makan jajanan dibanding makanan rumahan sehingga membuat ibu-ibu khawatir akan kondisi putrinya.
"Padahal kondisi kekurangan gizi berupa zat besi merupakan salah satu penyebab utama anemia. Hal ini disebabkan asupan gizi yang tidak optimal (khususnya sumber zat besi), kebiasaan minum teh saat makan, dan kurangnya aktifitas fisik," ujarnya.
Untuk itu, lanjut Sri Juliani, remaja putri membutuhkan lebih banyak zat besi ketika masa pertumbuhan dan ketika terjadi kehilangan darah, seperti menstruasi, sehingga, remaja putri lebih berisiko tinggi mengalami anemia karena defisiensi zat besi.
"Oleh karena itu, kurangnya pengetahuan ibu dan remaja untuk mencegah anemia menyebabkan penyuluhan ini sangat dibutuhkan di Desa Rugemuk, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang," bebernya.
Dipercaya sebagai Ketua PKM, Sri Juliani juga mengatakan jika
kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik.
Akibatnya, kata Sri Juliani, organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah.
"Penanggulangan dan pencegahan anemia pada remaja dapat dilakukan dengan beberapa hal berikut, seperti meningkatkan asupan makanan sumber zat besi, suplementasi zat besi dengan mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD), meningkatkan konsumsi buah dan sayur sebagai sumber vitamin C, meningkatkan konsumsi sumber protein hewani, menghindari konsumsi teh dan kopi saat makan atau saat mengkonsumsi TTD, berolahraga atau beraktifitas fisik secara rutin," kata Sri Juliani.
Sedangkan penanganan terhadap anemia menurut Sri Juliani, dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara farmakologi dan non farmakologi.
"Penanganan secara farmakologi dengan menggunakan tablet (Fe), tetapi cara ini sering tidak disukai karena sering menimbulkan mual dan muntah karena bau besi. Oleh karena itu diperlukan terobosan sehat dan aman dengan mengkonsumsi buah bit (Beta vulgaris). Buah bit kaya akan zat gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan dan pematangan sel darah merah. Buah bit memiliki banyak kelebihan bagi kesehatan maupun pengobatan. Buah bit (Beta Vulgaris) memiliki kandungan asam folat sebesar 108 mg, dan vitamin C sebesar 43,0 mg," ujarnya.
Di akhir ucapannya, Sri Juliani mengatakan bahwa Buah bit (Beta Vulgaris) adalah salah satu buah yang sering digunakan sabagai pewarna alami untuk berbagai jenis makanan, kaya akan folat yang ampuh untuk mencegah penyaki jantung dan anemia. Khasiat buah bit antara lain dapat mengatasi gangguan hati dan kantung empedu, menghancurkan sel tumor dan sel kanker, memperkuat fungsi darah dan mengatasi anemia, memproduksi sel-sel darah, menurunkan kadar kolestrol jahat, membersihkan dan menetralkan racun didalam tubuh, memperkuat sistem perdaran darah dan sistem kekebalan, melawan infeksi dan radang, mengatasi masalah batu ginjal dan memberi tenaga dan menyeimbangkan tubuh.
Dalam kegiatan penyuluhan ini juga diberikan informasi pada ibu-ibu untuk membuat olahan buah bit dengan pembuatan puding. Pengolahan puding buah bit sebagai salah satu cara non farmakologi dan terobosan sehat dan aman dalam upaya peningkatan haemoglobin dan mencegah anemia.
"Diharapkan dengan penyuluhan ini dapat meningkatkan pengetahuan ibu mengenai Pembuatan Makanan Kesehatan Dari Olahan Buah Bit dalam Upaya Peningkatan Haemoglobin untuk Mencegah Anemia Di Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu," demikian ungkap Sri Juliani.
Dalam kegiatan ini, para peserta terlihat sangat semangat menghadiri penyuluhan itu. Seperti yang diungkapkan oleh peserta yang mengaku bernama Murni Efendi dan Ayu Agustina Wallad.
Mereka mengatakan, melalui kegiatan penyuluhan yang diberikan di Desa Rugemuk, tentunya dapat menambah pengetahuan dan informasi mengenai Pembuatan Makanan Kesehatan Dari Olahan Buah Bit dalam Upaya Peningkatan Haemoglobin untuk Mencegah Anemia.
Terlihat para peserta juga merasa senang dengan adanya kegiatan ini. Sebab, selain mendapat pengetahuan yang baru, mereka juga dapat mengikuti kegiatan pemeriksaan kesehatan seperti tekanan darah, pemeriksaan haemoglobin dan glukosa.
"Pastinya kami senang karena menerima snack yang diberikan berupa puding buah bit dan nasi kotak," ungkap beberapa peserta, sembari mengucapkan terima kasih kepada panitia penyuluhan, karena telah diundang untuk mengikuti kegiatan ini dan berharap kegiatan tersebut dapat digelar kembali di Desa mereka.