Istri oknum Polisi Khusus Permasyarakatan (Polsuspas) atau istri dari seorang Pegawai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Sibolga, yang tidak ingin namanya di publikasi menyampaikan ke wartawan, kalau Santri Solihin telah meninggal dunia di Lapas Sibolga pada Jumat (24/1/2025).
"Semalam (Jumat 24 Januari 2025-red) ini bang, ketepatan kami lagi arisan di Lapas, meninggal dia (Santri Solihin-red), dibawa lah ke RSUD," tulisnya sembari membalas status WhatsApp wartawan berupa link berita berjudul 'Tahanan PN Wafat di Lapas Sibolga Usai Makan Siang, Keluarga: Kami Curiga.
Sebagai seorang istri dari oknum pegawai Kementerian Hukum dan HAM, ia menyampaikan almarhum Santri Solihin meninggal pada siang hari, atau saat dirinya menghadiri arisan di area lokasi Lapas Kelas IIA Sibolga.
"Siang dia (Santri Solihin-red) ini meninggal, semalam (Jumat 24 Januari 2025-red)," ungkapnya, Sabtu (25/1/2025).
Sebelumnya, Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Kelas IIA Sibolga, Samuel Siregar menyangkal kondisi almarhum Santri Solihin mengalami lebam dan mulut berbuih, seperti yang di sampaikan Risman dari pihak keluarga mendiang.
"Itu tidak benar, kita sudah serah terima dengan pihak keluarga dan disaksikan oleh pihak yang menahan, yaitu pengadilan. Artinya sudah tidak ada masalah apa apa. Tidak ada yang aneh-aneh seperti yang disampaikan," ujarnya, Sabtu (25/1/2025).
"Itu tidak benar pak, mulut berbuih mengeluarkan darah dari anus itu tidak ada dan boleh di kroscek di rumah sakit yang menangani. Karena yang lebih berkompoten menerangkan itu adalah pihak rumah sakit, yang pastinya itu tidak benar," kata Samuel.
Ditanya terkait penyakit diderita almarhum Santri Solihin sehingga menyebabkan meninggal dunia. Samuel mengaku tidak ada menerima keterangan dari RSUD Pandan.
"Tidak ada keterangan, cuma kita sudah menerima surat kematian dari pihak rumah sakit. Selama korban (Santri-red) disini, itu tidak ada apa-apa, dalam keadaan sehat, bercanda dan bukan seperti yang diberitakan habis makan langsung meninggal, tidak," sebut KPLP Lapas Kelas IIA Sibolga melalui Handphone menghubungi wartawan.
Samuel Siregar sebagai KPLP di Lapas Kelas IIA Sibolga juga menyebutkan, sebelum meninggal, korban dalam keadaan sehat dan sempat sholat dan makan bersama Warga Binaan Permasyarakatan.
"Jadi dia Sholat Jumat bersama kawan kawan, terus makan siang sama kawan kawan, terus apel siang, habis apel siang mereka bercerita bersama kawan-kawannya, terus dia sesak dibawa ke klinik, kejadiannya seperti itu. Kita juga sempat emergency, artinya tidak ada hal-hal yang tidak baik. Selama dia disini sehat-sehat saja," jelas KPLP Lapas Kelas IIA Sibolga.
Disinggung akankah pihak Lapas melakukan penyelidikan terkait kasus kematian korban, Samuel mengutarakan pihaknya telah melakukan penyelidikan kedalam namun tidak ditemukan tanda-tanda.
"Sudah kita lakukan penyelidikan kedalam, tapi tidak ditemukan apa apa, tidak ada yang berdarah, intinya posisinya bercerita bercengkraman dengan teman temannya, tiba-tiba sakit sesak, itu dia," katanya.
Sebelumnya, kematian Santri Solihin (29) warga Jalan IV, Kecamatan Sibolga Sambas, Kota Sibolga, yang merupakan salah satu tahanan Pengadilan Negeri Sibolga di Lapas Kelas IIA Sibolga dinilai tidak wajar.
Hal tersebut terungkap setelah pihak keluarga korban menemukan banyak kejanggalan dibagian tubuh dan mulut korban.
Menurut Risman, kematian Santri belum sepenuhnya diterima pihak keluarga. Sebab, banyak sekali kejanggalan yang mereka dapatkan, yakni bagian dada, leher, rusuk, dan bagian telinga korban diduga lebam.
"Setelah sampai dirumah duka, kami memeriksa tubuh korban, sejumlah bagian tubuhnya lebam, yang lebih anehnya dan membuat kecurigaan kami semakin kuat, dari mulut korban ini terus mengeluarkan buih dan mengeluarkan darah dari dubur," jelas Risman yang mengaku sebagai keluarga korban kepada wartawan melalui Handphone, Sabtu (25/1/2025).
Risman menduga adanya tindak kekerasan yang dialami korban di Lapas Kelas IIA Sibolga, dan juga dugaan keracunan makanan.
"Kami menduga adanya kekerasan yang dialami keluarga kami ini, dan diduga sengaja diracun, sebab kecurigaan kami itu dikarenakan dari mulut korban mengeluarkan buih dan darah dari dubur. Jelas ini kematian yang sangat tidak wajar" ungkap Risman.
Walau demikian, sesuai syariat agama, pihak keluarga tetap mengkebumikan korban dan berencana akan melaporkan ke pihak berwajib kejadian tersebut.
"Kami selesaikan dulu pemakaman dan selanjutnya kasus ini akan kami bawa keranah hukum. Kami ingin mengetahui secara jelas penyebab kematian keluarga kami, apa motif dibalik ini semua," tegasnya.
Risman mengakui, bahwa korban memang bersalah karena tersandung kasus narkotiba, namun korban juga manusia yang mendapatkan hak yang sama di NKRI.
"Kalau dugaan kami ini nanti benar, kami jelas tidak terima, kenapa ini harus diperlakukan kepada keluarga kami, apakah ada pesanan dari pihak lain?, dan pengawasan di Lapas Sibolga minim, atau sengaja dilakukan pembiaran oleh pihak lapas sehingga terjadi korban jiwa?, kita tunggu hasil dari pihak lapas untuk mengutarakan apa sebab, apa penyakit, dan motif kematian kelurga kami ini," katanya.