Warga Aceh dihebohkan penemuan harta karun dari dasar sungai
ACEH (utamanews.com)
Rabu, 13 Nov 2013 12:50
Ratusan warga sejumlah desa di Banda Aceh masih memburu
harta karun berupa koin Emas di dasar muara sungai kawasan Gampong Pande,
Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh.
Ratusan warga laki-laki dan perempuan berbasah-basah masuk
sungai dengan kedalaman sepinggang orang dewasa itu untuk mendapatkan koin emas
yang diyakini milik kerajaan Aceh tempo dulu, demikian laporan Antaranews.
Koin emas dalam bentuk uang dirham yang merupakan mata uang
kerajaan Islam Aceh tempo dulu itu awalnya ditemukan pencari tiram di sungai
antara Gampong Merduati dan Gampong Pande, Senin petang kemarin.
Pencari kerang itu menemukan satu koin emas sebesar kancing
baju di dalam kerang. Selanjutnya juga ditemukan lagi beberapa butir koin emas
di sekitar lokasi temuan awal di sungai itu.
Muchtar, seorang warga setempat, menyatakan kini tidak hanya
warga Gampong Pande yang mencari harta karun itu tapi juga warga desa lain ikut
masuk sungai memburu harta karun tersebut.
Sejarawan Aceh M Adli Abdullah, meminta pemerintah provinsi
menyelamatkan koin Emas mata uang Dirham yang ditemukan, dengan membelinya dari
masyarakat.
"Itu sudah menjadi tanggungjawab pemerintah untuk
membeli kembali temuan masyarakat itu sehingga tidak jatuh kepada pihak lain.
Sebab, mata uang Dirham itu bagian dari peradaban Aceh yang mengalami masa
kejayaannya tempo dulu," katanya.
Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Darussalam
Banda Aceh itu menjelaskan, Dirham yang ditemukan tersebut merupakan barang
purbakala yang harus dilindungi dan diselamatkan pemerintah.
"Jadi setelah pemerintah membeli dari masyarakat,
kemudian diletakkan di museum sehingga menjadi bukti otentik sejarah peradaban
Aceh yang pernah berkembang dan berjaya dimasa lalu," kata dia.
Ia menjelaskan, Gampong Pande dan kawasan sekitarnya sampai
ke kecamatan Ulee Kareng, kota Banda Aceh adalah lokasi pabrik pencetakan uang Dirham
yang tidak hanya berlaku di Aceh tapi di beberapa negara Islam lainnya yang
tetap berlaku hingga sekitar 1880-an.
"Dirham sebagai mata uang Aceh berlaku juga di beberapa
negara Islam saat itu, karena Emas Aceh bisa dikatakan stabil. Namun dalam
sejarah masuknya kolonial Belanda ke Aceh sempat dipalsukan mata uang Dirham
sehingga ekonomi kerajaan Aceh juga hancur saat itu," katanya. (Ant)
-
Sabtu, 24 Feb 2024 14:24
Semarakkan PON Aceh- Sumut, Pemprov Gelar Fun Run
Banyak cara yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) untuk memeriahkan Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut. Salah satunya dengan menggelar Fun Run Road to PON XXI Aceh-
-
Rabu, 14 Feb 2024 09:14
Danrem 012/TU Ajak Bersama-sama Jaga Keamanan untuk Pemilu yang Aman dan Damai
Untuk menjamin kelancaran logistik dan keamanan Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan berlangsung pada tanggal 14 Februari 2024, Danrem 012/TU, Kolonel Inf Deni Gunawan, melakukan peninjauan langsung di s
-
Kamis, 01 Feb 2024 13:41
Sudah dibuka, Jalan Tol Seksi Kuala Bingai - Tanjung Pura dioperasikan tanpa tarif sejak 29 Januari
Sejak beroperasi pada tiga hari yang lalu, sebanyak 8.000 (delapan ribu) kendaraan bermotor masuk dan keluar di Ruas Tol Binjai - Langsa, seksi Kuala Bingai - Tanjung Pura.Beroperasinya Jalan Tol Seks
-
Kamis, 01 Feb 2024 11:41
Wong Chun Sen Tarigan Kunker ke Dinas Perpustakaan & Kearsipan Kota Langsa
Kunjungan Kerja (Kunker) anggota DPRD Kota Medan Drs Wong Chun Sen Tarigan MPd B ke Dinas perpustakaan dan Kearsipan kota Langsa Provinsi Aceh disambut langsung Kabid perpustakaan, Eddy Mukhti SE MAP
-
Rabu, 24 Jan 2024 13:44
Buka MTQ ke-56 Kecamatan Siantar Timur, Wali Kota dr Susanti: Cetak Generasi Berakhlak, Generasi Emas
Wali Kota Pematangsiantar dr Susanti Dewayani, Sp.A membuka MTQN ke 56 tingkat kecamatan Siantar Timur di lapangan Santiago jalan Siatas Barita, Rabu 24 Januari 2024.Dalam sambutannya, Wali Kota menga