Jumat, 29 Mar 2024 17:55
flash sale baju pria
Bonnet Sleeping Double Sensyne Extendable Wireless Compatible Android Children Camcorder Silicone JBL Tune 510BT Ear Headphones
iklanpudam

Sutradara "The Act of Killing" tak berani lagi ke Indonesia

Sabtu, 22 Feb 2014 18:17

(FOTO ANTARA/Irsan Mulyadi)
Pelaku sejarah yang juga pemeran utama film The Act of Killing, Anwar Congo (kiri) menunjukkan poster film yang seharusnya dibintanginya, ketika memberi keterangan kepada wartawan tentang film The Act of Killing, di Medan, Sumut, Rabu (26/9). Anwar Con
Joshua Oppenheimer, sutradara film dokumenter yang lagi menghebohkan jagat perfilman, "The Act of Killing", mengaku tidak akan aman baginya untuk kembali ke Indonesia setelah pemutaran filmnya itu.

Oppenheimer menghabiskan waktu bertahun-tahun di Indonesia untuk membuat dokumenter yang menjadi calon terkuat peraih Oscar tahun ini.

"Saya akan senang bisa kembali (ke Indonesia)," kata dia sebelum seremoni anugerah perfilman tertinggi Inggris BAFTA Award seperti dikutip bbc.com.

"Film ini, di satu sisi, adalah surat cinta saya untuk Indonesia.  Pada saat bersamaan salah satu hal paling menyedihkan bagi saya adalah merilis film yang membuat saya sekarang tak bisa aman kembali (ke Indonesia)," sambung dia.

BBC menyebut "The Act of Killing" telah menghebohkan penggemar film di seluruh dunia karena kesaksian pelaku langsung pembunuhan dan penyiksaan orang-orang komunis pada 1965-1966.

Ketika berpidato setelah filmnya mendapat anugerah BAFTA, Oppenheimer menyatakan mendedikasikan penghargaan itu untuk para awak filmnya yang asal Indonesia yang disebutnya telah mempertaruhkan keselamatan mereka demi mendampinginya membuat film itu.

Fokus utama film ini adalah pelaku sejarah Anwar Congo.  Joshua Oppenheimer mengaku akan mengontak Anwar untuk memberitahukan keberhasilan filmnya menyabet penghargaan dokumenter terbaik pada BAFTA Award.

Namun, seperti telah dilaporkan luas oleh berbagai media massa Indonesia, Anwar mengaku tertipu setelah tahu film garapan Joshua Oppenheimer itu sebenarnya menceritakan eksekusi anggota Partai Komunis Indonesia. (Ant)Joshua Oppenheimer, sutradara film dokumenter yang lagi menghebohkan jagat perfilman, "The Act of Killing", mengaku tidak akan aman baginya untuk kembali ke Indonesia setelah pemutaran filmnya itu.

Oppenheimer menghabiskan waktu bertahun-tahun di Indonesia untuk membuat dokumenter yang menjadi calon terkuat peraih Oscar tahun ini.

"Saya akan senang bisa kembali (ke Indonesia)," kata dia sebelum seremoni anugerah perfilman tertinggi Inggris BAFTA Award seperti dikutip bbc.com.

"Film ini, di satu sisi, adalah surat cinta saya untuk Indonesia.  Pada saat bersamaan salah satu hal paling menyedihkan bagi saya adalah merilis film yang membuat saya sekarang tak bisa aman kembali (ke Indonesia)," sambung dia.

BBC menyebut "The Act of Killing" telah menghebohkan penggemar film di seluruh dunia karena kesaksian pelaku langsung pembunuhan dan penyiksaan orang-orang komunis pada 1965-1966.

Ketika berpidato setelah filmnya mendapat anugerah BAFTA, Oppenheimer menyatakan mendedikasikan penghargaan itu untuk para awak filmnya yang asal Indonesia yang disebutnya telah mempertaruhkan keselamatan mereka demi mendampinginya membuat film itu.

Fokus utama film ini adalah pelaku sejarah Anwar Congo.  Joshua Oppenheimer mengaku akan mengontak Anwar untuk memberitahukan keberhasilan filmnya menyabet penghargaan dokumenter terbaik pada BAFTA Award.

Namun, seperti telah dilaporkan luas oleh berbagai media massa Indonesia, Anwar mengaku tertipu setelah tahu film garapan Joshua Oppenheimer itu sebenarnya menceritakan eksekusi anggota Partai Komunis Indonesia. (Ant)
T#g:APECFilmKomunis
makeup remover
Berita Terkait

tiktok rss yt ig fb twitter

Tentang Kami    Pedoman Media Siber    Disclaimer    Iklan    Karir    Kontak

Copyright © 2013 - 2024 utamanews.com
PT. Oberlin Media Utama

⬆️