Kalangan pelaku usaha kecil dan menengah di Sumatera Utara terancam tidak berproduksi akibat kesulitan mendapatkan solar bersubsidi.
“Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) Sumut mendapat laporan dari pengurus daerah khususnya Tebing Tinggi, Batubara, dan Asahan yang menyebutkan produksi sejumlah industri UKM terancam terhenti akibat kesulitan mendapatkan solar bersubsidi,” kata Wakil Ketua Apindo Sumut Johan Brien di Medan, Minggu.
UKM yang terancam tidak beroperasi antara lain industri rumah tangga kerupuk, dan penggilingan padi. “Kalau menggunakan solar nonsubsidi, tentunya pengusaha UKM tidak mendapat keuntungan,” katanya.
Pemerintah, ujar Johan, diharapkan memberi dispensasi kepada UKM agar bisa mendapatkan solar bersubsidi.
Ketua Apindo Tebing Tinggi Syafiudi mengatakan pengusaha UKM seperti panglong, penggilingan padi, dan kerupuk semakin resah akibat kelangkaan solar bersubsidi.
Kebijakan yang memberikan kemudahan kepada UKM untuk mendapatkan BBM bersubsidi tampaknya tidak ada lagi. “Buktinya UKM tidak bisa mendapatkan BBM bersubsidi,” katanya.
Ketua Apindo Kabupaten Batu Bara Abdul Aziz mengatakan di daerah itu nelayan juga semakin sulit mendapatkan solar, sehingga sudah banyak yang tidak melaut.
Hal sama juga diungkapkan Ketua Apindo Asahan Suryandy.
“UKM di Asahan juga kesulitan mendapatkan solar. Apalagi antrean truk di SPBU dewasa ini semakin panjang, dan akhirnya UKM tidak kebagian jatah,” katanya.
Assistant Customer Relation Fuel Retail Marketing Region I Pertamina Sonny Mirath mengatakan Pertamina melakukan pengendalian sesuai kebijakan pemerintah.
Pemerintah, kata dia, mengharuskan BUMN itu menyalurkan sesuai kuota dan ditambah kebijakan larangan penggunaan BBM bagi kendaraan industri, kehutanan, perkebunan, dan instansi pemerintah, BUMN dan BUMD.
Pengendalian semakin dilakukan karena pada triwulan I penyaluran sudah lebih empat persen di atas kuota sebanyak 253.000 kiloliter (KL), atau sebanyak 262.000 KL. (ant)