Jumat, 29 Mar 2024 11:53
flash sale baju pria
Bonnet Sleeping Double Sensyne Extendable Wireless Compatible Android Children Camcorder Silicone JBL Tune 510BT Ear Headphones
iklanpudam

Puluhan warga Ramunia, Deli Serdang, menginap di DPRD Sumut

MEDAN (utamanews.com)

Rabu, 04 Mar 2015 06:38

SMSN
Tenda warga desa Perkebunan Ramunia tempat menginap puluhan warga di gedung DPRD Sumut, (3/3)
Sekitar lima puluh masyarakat desa Perkebunan Ramunia, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, mulai Senin malam (2/3/2015) melakukan aksi unjuk rasa dengan cara menginap di depan gerbang gedung DPRD Sumut, jalan Imam Bonjol Medan. Pantauan di lokasi, Selasa (3/3) massa menginap beralaskan tikar dan beratapkan terpal biru serta berdinding jeruji besi pagar gedung dewan dan beberapa spanduk bertuliskan tuntutan mereka.

Open Manurung, salah satu warga Ramunia yang ikut menginap, kepada wartawan mengatakan bahwa aksi menginap ini akan mereka lakukan sampai ada aksi/tindakan yang dilakukan DPRD Sumut menyikapi tuntutan mereka. 

“Sampai ada tindak lanjut dari DPRD Sumatera Utara untuk melakukan peninjauan ke lapangan, karena RDP (Rapat Dengar Pendapat) dijadwalkan tanggal 31 Maret. Menunggu itu, masyarakat disana sudah semakin terintimidasi. Udah selesai lah nanti itu proses pemagaran, proses perataan tanah. Udah selesai lah kalau menunggu tanggal 31 (Maret 2015),” kata Manurung.

Selain khawatir akan perkembangan bangunan yang saat ini sedang dikerjakan di lahannya, Manurung yang mengaku lahir dan besar di desa Ramunia juga khawatir akan faktor psikologis teman-temannya yang “jatuh” dan mau gak mau mengambil uang ganti rugi yang ditawarkan Puskopad Kodam I/BB

“Kalau DPRD Sumut turun meninjau ke lapangan, kan TNI bisa ditarik dari sana. Clear masalahnya..,” harap Manurung.

Ketika disinggung perihal permintaan lisan Nezar Djoeli kepada Pangdam I/BB untuk menarik oknum TNI dari Ramunia, Desman Tobing, yang juga menginap di DPRD Sumut, dengan tegas memastikan bahwa hari ini tidak ada penarikan TNI dari sana, ditambahkannya juga bahwa pekerjaan pembangunan tembok di areal sengketa masih tetap dilaksanakan.

“Jalan warga untuk akses masuk ke lokasi sengketa juga sudah digali, diputus. Lokasi ini kan persawahan. Udah digali paritnya dalam, lebar. Masyarakat tidak bisa lagi masuk. Otomatis masyarakat tidak bisa beraktifitas lagi merawat tanamannya,” tambahnya.

Suyono, aktifis yang mengaku menjadi korban pemukulan aparat dari satuan yang beralamat di Galang, pada dua minggu yang lalu saat berunjuk rasa di Ramunia, menambahkan bahwa pada akhir Maret ini, sudah masuk musim tanam Padi di Ramunia. “Mulai lah pembibitan, pembajakan. Nah ini kan belum ada jaminan masyarakat untuk berladang. Jadi itu yang kami minta, ketegasan dari DPRD (Sumut). Kemana lagi kami mau mengadu?”, pungkasnya. (red)
T#g:tni
makeup remover
Berita Terkait
  • Rabu, 27 Mar 2024 21:07

    Aspers Panglima TNI Membuka Rakornis Bintal 2024

    Aspers Panglima TNI Marsda TNI Arif Widianto, S.A.B., M.Tr.(Han)., didampingi Kapusbintal TNI Laksma TNI Drs. Ian Hariyawan, CHRMP., membuka Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Bintal Tahun 2024, berte


tiktok rss yt ig fb twitter

Tentang Kami    Pedoman Media Siber    Disclaimer    Iklan    Karir    Kontak

Copyright © 2013 - 2024 utamanews.com
PT. Oberlin Media Utama

⬆️