Kamis, 18 Apr 2024 22:58
flash sale baju pria
Bonnet Sleeping Double Sensyne Extendable Wireless Compatible Android Children Camcorder Silicone JBL Tune 510BT Ear Headphones

Mahasiswa sebagai Moral Force Pengembangan Karakter

MEDAN (utamanews.com)

Minggu, 05 Mar 2017 10:23

Oleh : Hasrian Rudi Setiawan MPd I *)


Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, kiprah ma­hasiswa telah banyak menoreh­kan tinta emas dalam perjuangan bangsa Indonesia. Misalnya pada tahun 1908, mahasiswa aktif dalam pergerakan Budi Oetomo, yang kemudian pada tahun 1928 dilanjutkan dengan sumpah pemuda dan pada puncaknya pada tahun 1945 mahasiswa pada masa itu memegang motor kendali bagi terlaksananya Prok­lamasi Kemerdekaan In­donesia.

Pasca proklamasi, peran mahasiswa tidak berhenti sampai disitu saja, mahasiswa tetap membela kepentingan rakyat yang dibuktikan pada tahun 1966 dengan jatuhnya peristiwa orde lama. Dan sampai saat ini mahasiswa dengan sikap kritisnya terus melakukan tugasnya mengawasi jalannya pemerintahan yang berlangsung.

Mahasiswa sebagai agent of change selain memiliki peran untuk mengawal serta mengawasi jalanya pemerintahan yang berlangsung.

Mahasiswa secara moralitas dituntut harus dapat bersikap dan bertingkah laku lebih baik dari lainnya, hal ini karena mereka telah memiliki latar belakang sebagai kaum intelektual.

Selain itu juga, mahasiswa dituntut untuk memperhatikan lingkungan sekitarnya dan terbuka terhadap siapa saja. Hal ini karena, dimasa yang akan datang mereka merupakan kader penerus calon pemimpin bangsa.

Sebab itulah, mahasiswa pada dasarnya berhak untuk melakukan pengawasan dan memberikan saran maupun kritik atas setiap kebijakan pemerintah. Namun belakangan ini, sebagian mahasiswa telah melupakan peranya dalam mengawal ser­ta mengawasi jalanya pe­merintahan yang berlangsung.

Mahasiswa juga terkadang lupa terhadap berperannya dalam mengembangkan karakter. Sebab, saat ini banyak kegiatan mahasiswa yang berorientasi pada kehidupan hedonisme. Amanat dan tanggung jawab yang telah dipegang oleh mahasiswa sebagai kaum terpelajar telah ditinggalkan begitu saja.

Sedangkan moral dan karakter mahasiswa terkadang tidak sesuai dengan label mahasiswa sebagai kaum intelektual. Saat ini kelihatanya di masyarakat posisi mahasiswa sering dianggap sebagai kaum ekslusif, kaum yang hanya bisa membuat kemacetan di kala aksi, tanpa sekalipun memberikan hasil yang nyata bagi kehidupan masyarakat disekitarnya.

Dengan kata lain, perjuangan dan peran mahasiswa saat ini telah kehilangan esensi­nya sehingga masyarakat sudah tidak menganggap peran mahasis­wa sebagai suatu harapan.

Tentunya. Jika hal ini terus terjadi maka kegiatan mahasiswa bukan lagi berorientasi pada rakyat, hal ini pasti akan menyebabkan generasi pengganti hilang serta rusaknya moral dan karakter bangsa.

Maka dari itu, peran moral force (kekuatan moral) sangat dibutuhkan bagi mahasiswa Indonesia yang secara garis besar memiliki tujuan untuk menjadikan negara dan bangsa menjadi lebih baik lagi.

Karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan oleh mahasiswa adalah membenahi kondisi internal dalam dirinya terlebih dahulu, kemudian menyamakan visi, misi dan ide­alisme. Kemudian setelah itu mereka dapat membuat impian untuk menjadikan bangsa menuju kehidupan yang lebih baik dan mewujudkannya dalam sebuah realita.

Dan yang terpenting sebagai kalangan terdidik dan terpelajar, mahasiswa harus menyadari peran, fungsi dan tanggung jawabnya terhadap dirinya sendiri, kemudian terha­dap kemajuan bangsa dan negaranya.

Sebab sebagai generasi harapan bangsa mahasiswa dengan segala keunikannya dan kelebihannya harus dapat menjadi gar­da terdepan dalam membangun bangsa dan negara terutama dalam mengembangkan karakter bangsa.

*) Penulis adalah Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU).
T#g:cipkonkarakterUMSU
iklanplt
makeup remover
Berita Terkait

tiktok rss yt ig fb twitter

Tentang Kami    Pedoman Media Siber    Disclaimer    Iklan    Karir    Kontak

Copyright © 2013 - 2024 utamanews.com
PT. Oberlin Media Utama

⬆️