Jumat, 26 Apr 2024 17:33
flash sale baju bayi
Bonnet Sleeping Double Sensyne Extendable Wireless Compatible Android Children Camcorder Silicone JBL Tune 510BT Ear Headphones

Danau Linting, Deli Serdang, Sumut objek wisata yang belum terjamah

DELI SERDANG (utamanews.com)

Kamis, 07 Nov 2013 21:32

goindonesia.com
Kejernihan dan pantulan danau Linting, Deli Serdang
Danau Linting adalah salah satu objek wisata di Deli Serdang yang patut dikunjungi karena pesona alamnya . Sayangnya keindahan alam danau yang terdapat di Kecamatan STM Hulu itu tidak dikelola secara makasimal.

Menurut cerita masyarakat setempat, nama Danau Linting  karena pada jaman dahulu di saat musim hujan air danau selalu  melimpah sehingga menggenangi Desa Tiga Juhar, yang memang keadaan desa tersebut terletak di dataran rendah. Kondisi tersebut memaksa warga yang ingin melewati desa tersebut  melinting (menggulung) celana mereka hingga setinggi lutut agar tidak basah terkena luapan  air danau .

Muasal terbentuknya danau ini ini sendiri masih menjadi misteri.  Cerita yang beredar dari mulut ke mulut menyebutkan  danau vulkanik ini pada awalnya adalah berupa gundukan bukit yang kemudian dalam waktu sekejap bergetar hebat dan terjadi ledakan sehingga membuat cekungan yang berisi air. Akibat ledakan itu terbentuklah Danau Linting.

“Dahulu ini adalah gunung berapi, lalu meletus sehingga terbentuklah lubang besar yang mempunyai mata air. Makanya air danau ini juga terasa hangat,” ungkap Devanan (25) pengelola danau.

Danau Linting ini terlihat sama seperti danau-danau lainnya, hanya saja  lebih kecil, sepintas tampak seperti kolam renang. Namun, keistimewaan dari Danau Linting ini adalah airnya yang berwarna biru kehijauan. Hal itu disebabkan oleh pantulan dari pepohonan yang terkena bias cahaya matahari .  Warna biru kehijauan inilah yang membuat mata pengunjung terasa dimanjakan karena terlihat begitu indah. Selain itu, keistimewaan lainnya dari Danau Linting adalah airnya yang hangat bersuhu mencapai 40 derajat Celcius.

Untuk menuju Danau Linting, kita bisa melewati 2 jalan utama. Yaitu jalan Patumbak, yang berjarak 60 kilometer. Selain itu, bisa juga melewati jalan Deli Tua, yang berjarak 50 kilometer. Kita dapat menempuh waktu 2 jam dari pusat Kota Medan.

Dalam satu hari, Danau Linting ini bisa menarik pengunjung sebanyak 40 orang, dan biasanya pengunjung yang paling banyak berdatangan adalah ketika akhir pekan dan hari libur.

Pengunjung dapat bersantai dan berendam di hangatnya air danau ini, karena dipercaya air hangat dapat meregangkan otot-otot yang kaku karena bekerja seharian serta dapat merelaksasikan kepenatan pikiran dan dapat mengobati penyakit kulit.. Namun yang harus diwaspadai adalah Danau Linting sangatlah dalam, dan belum ada perkiraan tentang  kedalamannya.

Sejak Agustus 2013, Danau Linting ini resmi dikelola oleh pemerintah, Disbudpar (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata). Sebagai wujud kepedulian pemerintah daerah terhadap objek wisata ini, maka dilakukan pembangunan pondok, penyediaan lahan parkir dan toilet. Gunanya agar para pengunjung merasa nyaman untuk berwisata di danau tersebut.

Namun, sangat disayangkan pesona Danau Linting yang menakjubkan ini harus ternodai dengan sampah yang berserakan di areal sekitar danau. Hanya ada 5 buah tong sampah yang disediakan pihak pengelola di sekeliling danau. Belum lagi dedaunan berguguran yang langsung jatuh ke permukaan danau. Sungguh keindahan alam yang sia-sia akibat ketidakpedulian manusia.

Perhatian pemerintah terhadap danau ini memang sepertinya masih sangat minim. Terlihat pada akses jalan menuju Danau Linting yang sangat memprihatinkan. Jalan bebatuan, berlubang, serta berlumpur harus ditempuh pengunjung. Serta tidak adanya pamflet petunjuk lokasi objek wisata ini membuat pengunjung yang datang mengaku sangat kebingungan.

Amri (47) pengunjung dari Tj, Mulia Medan mengungkapkan, “Keindahan Danau Linting ini sangat menakjubkan, tapi sayang akses jalan menuju ke sini sangat buruk, juga tidak adanya pamflet membuat pengunjung bingung, dan masalah kebersihan yang tidak bisa dihindarkan, membuat nilai keindahannya sedikit berkurang.”

“Seandainya saja pemerintah mengelola danau ini dengan baik, mungkin dalam satu hari bisa 100 pengunjung yang datang. Apa lagi kalau ada wahana permainan untuk anak-anak. Wah, saya rasa danau ini akan menjadi tujuan utama wisata saat liburan.” Tambahnya ketika dijumpai Senin, 4 Nopember 2013. (Ant)
T#g:danauWisata
iklanplt
makeup remover
Berita Terkait
  • Rabu, 28 Feb 2024 20:28

    Bangunan Wisata Paluh Naga Terbakar

    Sebuah bangunan di Lokasi objek Wisata Paluh Naga di Desa Denai Lama, Kecamatan Pantai Labu terbakar hebat. Saat kejadian, warga disekitar lokasi tampak panik karena api berkobar besar membakar seluru


tiktok rss yt ig fb twitter

Tentang Kami    Pedoman Media Siber    Disclaimer    Iklan    Karir    Kontak

Copyright © 2013 - 2024 utamanews.com
PT. Oberlin Media Utama

⬆️